BolaStylo.com - Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie ternyata punya kisah unik perihal awal kariernya di dunia bulu tangkis.
Menjadi salah satu pebulu tangkis Indonesia , Jonatan Christie mulai populer sejak memenangi Asian Games 2018.
Pebulu tangkis yang akrab disapa Jojo itu viral usai meraih medali emas Asian Games mengalahkan wakil Taiwan, Chou Tien Chen, Selasa (28/8/2018) silam.
Kala itu, Jonatan membuat Istora Senayan, Jakarta, riuh akan teriakan gembira akibat keberhasilannya.
Meski berhasil meraih medali emas ajang multi event bergengsi se-Asia tersebut, siapa sangka awal karier Jonatan ternyata memiliki cerita cukup unik.
Jonatan yang bermain bulu tangkis sejak menetap di bangku sekolah dasar itu ternyata memilih bulu tangkis hanya karena takut kulitnya menghitam.
Baca Juga : Berita Rival Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya Bercerai Tersebar, Netizen Indonesia Tak Mampu Tahan Rasa Sedih
Hal tersebut diungkapkan Jojo pada video akun Youtube Arief Muhammad.
Cerita karier Jojo bermula saat dirinya harus memilih ekstrakulikuler di sekolah dasarnya.
Kala itu, ada 3 ekstra kulikuler olahraga yakni basket, sepak bola dan bulu tangkis.
Dan yang di dalam ruangan kebetulan hanya bulu tangkis.
Lantas sang ayah memilih bulu tangkis sebagai ekskul Jojo karena takut kulit anaknya akan hitam jika berkegiatan di luar ruangan.
"Yang di indoor tuh cuma bulu tangkis doang, dan bokap gue milih karena takut gue hitam," ucap Jojo pada menit ke 1:23 di video Arief tersebut.
Berawal dari alasan unik tersebut, Karier Jojo dimulai.
Lebih lanjut Jojo menceritakan jika ekskul bulu tangkis disekolahnya telah bekerja sama dengan sebuah klub bulu tangkis kecil.
Lantas, ia mulai serius menekuni badminton setelah berhasil meraih juara kala bertanding bersama klub tersebut.
Ia juga menceritakan jika dirinya harus berjuang latihan jam 4 pagi dan juga sore hari saat kecil.
Bahkan dalam satu tahun,ia hanya belajar memukul saja.
Tak cuma perihal latihan, Jojo juga harus mengorbankan waktunya bersama keluarga.
Dalam video yang lain bersama Boy William, Jojo menuturkan hal tersebut.
Setelah berumur 9 tahun, Jojo harus pindah klub agar bisa lebih maju.
Ia harus tinggal dengan neneknya selama 6 tahun demi kariernya.
Jojo hanya bisa bertemu dengan sang ibu setiap hari Sabtu saja sampai saat ini.
"Jadi gue tinggal sama nenek gue selama 6 tahun, dan itu gue pulang cuma Sabtu, Minggu balik lagi, jadi ketemu nyokap cuma Sabtu sampai detik ini," ucap Jojo.
Mengorbankan banyak hal, Jojo kini berhasil menjadi salah satu pebulu tangkis di tim nasional Indonesia.
Bersama Anthony Sinisuka Ginting, Jojo menjadi andalan Indonesia di sektor tunggal putra pad beberapa turnamen dunia.
Sejauh ini, beberapa prestasi yang diraih Jojo selama musim kompetisi 2017 dan 2018 adalah medali emas Asian Games 2018 nomor individu dan medali perak kompetisi beregu putra.
Selain itu Jojo juga meraih medali emas SEA Games 2017, runner up New Zealand Open 2018 dan runner up Korea Open 2017.
Selain di level BWF World Tour dan multi event, Jojo juga sempat memenangkan gelar international pada Indonesia International 2013 dan Swiss International 2014.
Pada level junior, Jojo juga sempat menjadi andalan Indonesia bersama Ihsan Maulana Mustofa dan Anthony Sinisuka Ginting di Kejuaraan Dunia 2013 dan 2014 silam.