BolaStylo.com - Ganda putri Indonesia, Greysia Polii, mengaku pernah merasa frustrasi karena satu kejadian yang menimpanya 10 tahun silam.
Greysia Polii saat ini menjadi pebulutangkis ganda putri andalan Indonesia.
Berpasangan dengan Apriyani Rahayu, Greysia Polii sukses mengukir gelar membanggakan.
Teraktual, Greysia Polii/Apriyani Rahayu sukses merebut gelar Yonex Thailand Open 2021.
Baca Juga: Ada Kekhawatiran di Balik Curhatan Greysia Polii ke PBSI, Apa Itu?
Mereka memastikan diri menjadi kampiun setelah mengalahkan wakil tuan rumah, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai pada partai final.
Kala itu, Greysia/Apriyani menyingkirkan Kititharakul/Prajongjai lewat dua gim langsung dengan skor 21-15, 21-12.
Kemenangan itu membuat Greysia/Apiryani menjadi ganda putri Indonesia pertama yang meraih juara di turnamen level 2 BWF World Tour.
Baca Juga: Bareng Greysia Polii, Jawara Ganda Campuran Thailand Nyanyikan Lagu Sheila On 7
Setelah menjadi kampiun, Greysia/Apriyani berhasil mencapai semifinal Toyota Thailand Open 2021, sebelum kehabisan tenaga di final.
Meski gagal juara di Toyota Thailand Open, Greysia membuat lawan-lawannya gelisah sepanjang pertandingan dengan variasi servisnya.
Menariknya, ada cerita pilu di balik penampilan menonjol Greysia sepanjang tur Asian Leg.
Baca Juga: BWF World Tour Finals 2020 - Penghancur Greysia/Apriyani Bernasib Tragis di Semifinal
Dalam wawancara bersama BWF, Greysia mengaku selama ini kesulitan melakukan servis backhand karena mengalami cedera bahu 10 tahun silam.
Hal itulah yang membuat Greysia mudah kehilangan poin dari lawan-lawannya.
"Saya mengalami patah bahu pada 2011 dan setelah itu saya tidak bisa melakukan servis backhand."
"Saya selalu frustrasi dengan kelemahan saya dalam melakukan servis. Jadi saya terus mencoba, tapi tetap saja saya akan gugup. Saya tidak tahu kenapa."
Greysia sempat bertahan dengan servis backhandnya yang salah dan menjadi bulan-bulanan lawan.
Hingga akhirnya, pelatih memberi tahu Greysia bahwa dia lebih mementingkan seberapa efektif pukulan servis itu daripada memusingkan servis forehand atau backhand.
Greysia pun perlahan mengubah gaya servisnya dari backhand menjadi forehand.
“Setelah merefleksi diri, saya harus menerima bahwa saya harus mengubah (servis). Dulu saya berkata pada diri saya sendiri: Hai Grey, Anda seorang profesional bulu tangkis, kenapa Anda tidak bisa melakukan servis? Saya selalu berpikir seperti itu dan tidak bisa mendapatkan jawabannya."
"Jadi setelah merenungkan ini, setelah bertahun-tahun, saya menyadari bahwa saya harus menerima kelemahan ini."
Baca Juga: BWF World Tour Finals - Lawan Malaysia, Greysia/Apriyani Berbekal Rekor Sempurna
"Untuk bermain di level profesional, saya harus menerimanya sebagai kelemahan saya dan kemudian membuat strategi ulang."
Perubahan teknik servis, dari backhand ke forehand, adalah sesuatu yang tidak pernah terpikir oleh Greysia.
Namun demikian, Greysia justru kini menemukan strategi ampuh untuk mematikan lawan dari variasi servisnya.
“Pelatih saya bilang, yang penting intinya, bukan metode servisnya."
"Jadi saya mengubahnya dari bulan pertama tahun lalu, dari Malaysian Masters."
Source | : | BWF |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |