"Degradasi dan promosi itu bagian yang tidak terpisahkan dari tata kelola kami. Kalau atlet didegradasi diserahkan kembali ke klubnya, terserah klubnya mau dibina atau tidak. Namun, dari kinerja dan pantauan para coach, jika kinerjanya bagus dan menjanjikan pasti dipromosikan," kata Agung Firman Sampurna.
"Bisa masuk ke pelatnas itu kan mendapat berbagai macam fasilitas. Selama waktu tertentu satu tahun atau lebih dari satu tahun ternyata prestasinya tidak memperlihatkan gambaran yang bagus, apa boleh buat kami akan lakukan (degradasi)," ujarnya.
"Kemudian setelah kami melakukan pemantauan dengan kriteria yang jelas, berdasarkan ketentuan dan professional judgment para coach, kami juga punya sport science di sini, kami SKK nanti supaya publik tahu mana yang kami degradasi dan atlet yang dipromosikan," tuturnya.
"Semua itu akan bergantung pada kinerja atletnya. Negara ini kan harus invest, bukan hanya negara, tetapi swasta juga harus ikut di dalamnya. Kami akan berinvestasi kepada mereka yang bisa, yang pantas untuk terus diinvestasikan. Jadi kalau tidak bisa, kami akan memberikan kesempatan bagi yang punya kemampuan melakukan hal itu," ucap Agung.
Agung pun memastikan bahwa promosi dan degradasi ini akan dilakukan secara obyektif dan bijaksana.
"Kami pokoknya memberikan kesempatan kepada talenta-talenta baru untuk tampil. Namun, sudah tetnu tidak bisa sembarangan, ada kriteria-kriterianya," ucapnya.
"Kami lakukan itu dengan bijaksana sehingga apa akan memberikan kesepatan kepada atlet-atlet baru yang insya Allah akan tetap membuat olahraga ini menjadi kebanggaan kita semua," kata Agung Firman Sampurna.
Source | : | Kompas.com,tribunnews,BolaSport.com |
Penulis | : | Sumakwan Wikie Riaja |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |