Kritik Pedas Menghantam Timnas Malaysia, Diminta Contoh Indonesia dan 3 Negara Ini!

Sumakwan Wikie Riaja Kamis, 3 Februari 2022 | 20:00 WIB
Skuad timnas Indonesia (skuat timnas Indonesia) di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, 27 Januari 2022. (MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM)

BolaStylo.com - Mantan pelatih Timnas Malaysia, Satiananthan mengatakan bahwa skuad Harimau Malaya harus mencontoh Indonesia soal masalah lini depan.Selepas gelaran Piala AFF 2020 lalu, kegagalan Timnas Malaysiamenembus babak semifinal banyak disorot berbagai pihak.Hal itu membuat sederet kritik menghampiri lini depan Timnas Malaysia, salah satunya soal masalah lini depan mereka.Pasalnya Timnas Malaysia  diketahui telah membawa 7 penyerang unggulannya ke Piala AFF 2020, tapi tetap babak belur di kompetisi tersebut.

Baca Juga: Media Eropa Sorot Keinginan Kiper Panathinaikos Bela Timnas Indonesia!

Malaysia diketahui membawa penyerang andalan mereka seperti Syafiq Ahmad, Guilherme de Paula, Shahrel Fikri, Luqman Hakim, Faisal Halim dan Fayadh Zulkifli.Namun, di ajang Piala AFF 2020 pada fase penyisihan grup B, skuad Harimau Malaya hanya mampu mengoleksi 8 gol.Kritik pedas soal lini depan skuad Harimau Malaya pun datang dari mantan pelatih Timnas Malaysia, Satiananthan.

Baca Juga: Piala Afrika 2021 - Pelatih Mesir Kecam Seruan Ekstrim Eks Barcelona Ini

Satiananthan mengatakan bahwa seharusnya para pesepak bola lokal yang dibawa ke Timnas Malaysia bisa meningkatkan kemampuan di tengah gemouran pemain asing yang datang."Jika berbicara soal penyerang, kami memiliki beberapa striker lokal berkualitas seperti Lukman Shamsudin.""Mereka harus mencoba meningkatkan diri," ucapnya dilansir dari New Straits Times.Lebih lanjut, Satiananthan mencontohkan persaingan liga di negara lain seperti Indonesia dan Thailand.

Dimana meski dipenuhi pemain asing, para pemain lokal tetap mampu bersaing di klub dan tim nasional.

Baca Juga: Datangnya Luis Diaz ke Liverpool Bisa Jadi Petaka Bagi Juergen Klopp? Ini Penyebabnya"Lihat saja liga-liga di Thailand dan Indonesia.""Meski liga mereka banyak pemain asing, mereka tetap finis sebagai juara dan runner-up Piala AFF tahun lalu," tegasnya."Di Liga Jepang dan Korea, sebagian besar pemain lokal menjadi starter, sementara pemain asing masuk sebagai pemain pengganti," tutur Satiananthan.

Baca Juga: Usai Gagalkan Hadiah Imlek China, Pelatih Vietnam Anggap Ini Kemenangan Bagi Rakyat ASEAN!

"Pemain Jepang dan Korea bekerja keras untuk mencapai level tertentu.""Para pemain kami harus bekerja lebih keras, dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam sepak bola modern," katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo)



Source : Kompas.com,New Strait Times
Penulis : Sumakwan Wikie Riaja
Editor : Ananda Lathifah Rozalina
Video Pilihan