Baca Juga : Unggah Foto Terseok-seok, Goh Liu Ying Mundur dari Pelatnas Malaysia
Strategi tersebut juga digunakan untuk meminimalisir kemungkinan cedera yang dapat dialami semua pemain.
"Dalam periode yang intens terdapat dua kemungkinan. Anda bermain terus menerus hingga cedera, atau kami harus mengatur strategi bermain," ujar Klopp.
"Namun, ini adalah Liga Inggris. Anda tak bisa mengatur strategi permainan. Artinya, kami harus melakukan perubahan (pemain)," ujar dia lagi.
"Saya condong melakukan perubahan sebelum pemain mengalami cedera. Kemudian, ada beberapa langkah khusus yang harus dilakukan sesuai lawan yang dihadapi," imbuhnya.
Baca Juga : Jika Mario Balotelli Contoh Selebrasi Kontroversial Cristiano Ronaldo, Kariernya Akan Selesai
Tidak sampai disitu, pelatih yang pernah membawa Borussia Dortmund menjuarai Liga Jerman 2010-2011 juga memberikan contoh.
Klopp memberi contoh seperti yang menimpa salah satu pemainnya, yakni Nathaniel Clyne.
Clyne awal musim 2017-2018 mengalami cedera punggung, sulit kembali ke skuat utama meski sudah pulih Maret lalu.
Konsistensi yang ditunjukkan Trent Alexander-Arnold dan Joe Gomez membuat Clyne sulit mendapatkan posisinya kembali.
"Contohnya Nathaniel Clyne. Sejak saya datang ke sini, ia telah bermain 100 laga lebih. Lalu ia cedera parah dan menepi," kata Klopp.
"Trent Alexander-Arnold muncul, Joe Gomez sembuh, dan situasi telah berubah. Anda dapat berlatih pada level tertinggi, tetapi harus menunggu," kata dia lagi.
"Apakah itu bagus? Tidak. Seperti itukah yang harus dilakukan? Ya," imbuhnya.
Baca Juga : Siap-siap! Lionel Messi Akan Segera Merumput di Indonesia pada 2020
Source | : | BolaSport.com,bolastylo.bolasport.com |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |
KOMENTAR