BolaStylo.com - Wesley Sneijder mengungkapkan hal-hal yang membuat kariernya gagal selama tergabung dengan Real Madrid di masa lalu.
Wesley Sneijder merupakan salah satu gelandang serang terbaik yang pernah dimiliki Belanda.
Meski begitu, Sneijder rupanya sempat mengalami lika-liku karier pahit saat dua musim membela Real Madrid.
Sneijder mengawali kariernya secara profesional bersama Ajax pada tahun 2002.
Setelah sekitar 5 tahun di Ajax, Sneijder akhirnya dijual ke Real Madrid pada musim 2007/2008.
Ia menjadi satu dari empat pemain Belanda yang dimiliki Real Madrid di bawah asuhan pelatih Bernd Schuster.
Di musim pertamanya bersama Madrid, pemain yang diberi nomor punggung 23 warisan David Beckham itu menunjukkan performa yang cukup memuaskan.
Ia berhasil menyumbangkan gol-gol yang membantu kemenangan Los Blancos.
Baca Juga: 5 WAGs Terpopuler di Instagram, Pacar Ronaldo Kalah Jauh dari Wanita Cantik Ini
Tapi, di musim kedua, Sneijder yang kemudian dipercaya memakai nomor punggung 10 justru kurang memuaskan.
Soal kariernya yang menemui kegagalan di Real Madrid, Sneijder pun menceritaknnya sedikit pada buku autobiografinya yang dirilis di Belanda pada Jumat mendatang.
Dalam autobiografinya itu, Sneijder menuliskan jika ada sedikit hal buruk di luar lapangan yang membuat kariernya kurang bagus kala bersama Madrid.
"Aku masih muda dan suka kesuksesan dan menjadi pusat perhatian, tapi hal buruk terjadi di sana. Itu bukan obat-obatan tapi alkohol," tulisnya pada bukunya itu.
"Aku terbiasa hidup seperti bintang, kalian dikagumi sebagai pemain Real Madrod dan keluar ke jalanan menghabiskan beberapa euro dan membayar hal-hal untuk orang-orang," ungkapnya.
Sneijder mengaku tak bisa mengatakan jika ia kehilangan apapun, pasalnya ia merasa sudah cukup bermain dengan baik.
"Aku tidak bisa mengatakan aku kehilangan segalanya. Aku bermain dengan cukup baik tapi bisal dibilang bahwa aku bisa melakukan yang lebih baik," jelasnya.
Ia kemudian menyatakan jika tanpa sadar, vodka telah menjadi teman baiknya, selama ia hidup sendirian di Madrid.
"Aku hanya bisa sendiri, dan aku tidak sadar bahwa botol vodka telah menjadi sahabat baikku," terang Sneijder.
Terlalu berteman baik dengan alkohol, Sneijder tanpa sadar merusak dirinya sendiri dan kariernya.
"Secara fisik aku tidak sadar, aku akan bangun keesokan harinya seperti tidak ada yang terjadi, aku tetap berlatih tapi saat itu semuanya jadi semakin buruk dan jelas kurang fokus."
"Aku berbohong pada diriku sendiri, mengatakan semua akan baik-baik saja dan berlindung di balik kecerdasan sepak bolaku."
"Aku tenggelam secra fisik, aku kurang berlari, lebih sering bersembunyi dari pelatih. Saya juga berpikir tidak akan ada yang memperhatikan," pungkas Sneijder.
Akibatnya, Real Madrid memilih menjual Sneijder ke Inter Milan.
Berkarier di Inter Milan, Sneijder akhirnya berhasil menunjukkan potensinya di bawah asuhan Jose Mourinho di Liga Italia kala itu.
Ia bersinar dan turut menjadi pemain yang berhasil mengantarkan Inter Milan meraih treble yakni juara Serie A, Coppa Italia dan Liga Champions pada musim 2009/2010.
Baca Juga: Klasemen Liga Spanyol - Baru Sehari Jadi Raja Lagi, Barcelona Dikudeta Real Madrid
Source | : | Marca |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |
KOMENTAR