BolaStylo.com - Berhenti merokok menjadi salah satu hal yang sulit dilakukan bagi para perokok, apalagi ada anggapan bahwa hal itu bisa menaikkan berat badan.
Bagi orang yang meniatkan tobat berhenti merokok, bisa mendapatkan berbagai keuntungan bagi kesehatannya.
Menurut laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, stop merokok dapat mengurangi risiko penyakit kronis.
Terutama penyakit paru okstruktif kronik (PPOK) dan penyakit jantung.
Namun terdapat anggapan yang tersebar luas di masyarakat bahwa berhenti merokok berpotensi besar menaikkan berat badan secara drastis hingga obesitas.
Hal ini yang seringkali menghambat banyak orang untuk mencoba berhenti merokok.
Namun faktanya, data penelitian menunjukan bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar, ada yang sesuai dan keliru di dalamnya.
Baca Juga: Saking Lezatnya Emping, Jadi Lupa Jika Kulit Melinjo Bisa Cegah Penyakit Kronis Ini!
Penelitian dari National Center for Biotechnology Information pada Juni 2021 mengatakan bahwa otak mempunyai peran penting yang membuat perut sering lapar dan makan lebih banyak.
Hal Ini terjadi karena makan dapat mengisi kekosongan yang disediakan oleh nikotin.
Seorang psikolog berlisensi dan profesor di Departamen Kedokteran Keluarga dan Kesehatan Biobehavioral, Universitas Minnesota, Mustafa al’Absi, Ph. .D, memberi penjelasan.
"Kami melihat apakah penghentian nikotin akut meningkatkan asupan junk food," kata Mustafa yang menjadi bagian dari penelitian tersebut.
Baca Juga: Rajin Makan Telur Secara Teratur Ampuh Mencegah Penyakit Kronis Ini!
"Bagaimana reseptor penghilang stres dari sistem opioid terlibat," imbuhnya, dilansir dari EatThis (6/10/2021).
Para peneliti memerhatikan sekelompok perokok dan yang tidak merokok, antara usia 18 hingga 75 tahun.
Mereka semua diminta untuk berhenti merokok selama 24 jam.
Mereka diberikan 50 miligram naltrexone (obat yang digunakan untuk mengobati gangguan penggunaan opioid) atau plasebo.
Baca Juga: Jus Buah Lebih Berbahaya dari Minuman Bersoda? Ini Fakta Penjelasannya
Partisipan kemudian diminta untuk memilih camilan, ada yeng bernutrisi dan tidak sehat.
Hasilnya ditemukan orang yang sudah berhenti merokok, lebih memilih camilan yang tidak sehat, dibandingkan dengan kelompok yang memang dari awal tidak merokok.
"Temuan penelitian ini mungkin terkait penggunaan makanan, terutama yang tinggi kalori, untuk mengatasi efek negatif dan tekanan yang menjadi ciri perasaan yang dialami orang selama penghentian merokok," kata jelasnya.
Hasil penelitian praklinis dan klinis ini menunjukkan bahwa tingkat stres dapat membuat kesukaan seseorang terhadap makanan yang tinggi lemak dan gula bertambah.
Penelitian lain yang diterbitkan di National Institute of Health pada 2015 lalu, menunjukkan penemuan yang serupa.
Baca Juga: Jus Buah Lebih Berbahaya dari Minuman Bersoda? Ini Fakta Penjelasannya
Studi ini dilakukan oleh Miguel Alonso-Alonso, MD, PhD, dari Laboratorium Ilmu Saraf Baritrik dan Nutrisi di Beth Israel Deaconess Medical Center.
Ia menemukan fakta bahwa makan junk food dapat menyebabkan pelepasan dopamine secara tiba-tiba di otak.
Hal tersebut mirip dengan saat seseorang menghisap nikotin dari sebuah rokok.
(Artikel ini telah terbit di Health.grid.id dengan judul: "Kenapa ya, Setelah Berhenti Merokok Berat Badan Malah Naik?")
View this post on Instagram
Source | : | Health.grid.id |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Reno Kusdaroji |
KOMENTAR