BolaStylo.com - Jelang duel derbi Manchester di pekan ke-12 Liga Inggris, David Silva ungkapkan cobaan terberat yang telah dilalui dalam hidupnya.
David Silva ungkapkan unek-unek jelang Manchester City menjamu Manchester United pada pekan ke-12 Liga Inggris, Minggu (11/11/2018) di Stadion Etihad.
Diam-diam David Silva merenungkan saat teberat dan paling sulit di dalam hidupnya.
Berawal dari papan iklan elektronik di Inggris yang mengiklankan laga derbi antar kota Manchester itu, 'City vs United, It's A Big Deal'.
Silva mungkin salah satu sosok yang sering bermain pada laga derbi itu.
Baca Juga : Taufik Hidayat Ungkap Kenangan Indah Saat Jadi Atlet, Bukan Benda Berharga Milyaran
Dilansir BolaStylo.com dari Telegraph, akan tetapi kini hati dan perasaan David Silva tengah diselimuti rasa emosional setelah hampir kehilangan sosok sang putra, Mateo.
Seperti yang diketahui bahwa putra kecil David Silva itu lahir secara prematur pada Desember tahun lalu.
View this post on Instagram
Meski hal tersebut tidak menyurutkan keinginan Silva untuk memenangi laga derbi melawan Manchester United.
Kejadian itu membuat gelandang asal Spanyol memilih untuk lebih mementingkan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya.
Baca Juga : Resepsi Pernikahan Maia Estianty di GBK - Pesta Perkawinan yang Menyempil di Antara Catatan Sejarah Besar
"Saya pikir Anda belajar menghargai hal-hal penting dalam kehidupan," ucap David Silva.
“Saya tidak menyia-nyiakan waktu saya untuk memikirkan hal-hal bodoh yang tidak terlalu penting dan tidak membuang waktu mengkhawatirkan apa-apa. Jadi, saya harus menempatkan semuanya dalam perspektif," ucap Silva lagi.
Menyusul kejadian tersebut, Silva mengingat kembali saat-saat dimana sang putra lahir dalam keadaan prematur pada minggu ke-25 usia kehamilan sang istri.
Pada saat itu, fokus David Silva juga terbagi antara perhatian untuk Mateo dan Manchester City.
Baca Juga : Doa Al Ghazali untuk Maia Estianty yang Buat Netizen Banjir Air Mata
Pesepak bola berusia 32 tahun harus bolak balik Inggris-Spanyol, dia tidak dapat tidur nyenyak dan pola makanya juga menjadi tidak teratur.
Alhasil, performa yang ditunjukkan dalam latihan maupun pertandingan menurun tajam.
View this post on Instagram
Meski demikian Silva tidak menampik bahwa dengan sepak bola, dia dapat sejenak melupakan masalah-masalah yang terjadi padanya di luar lapangan.
"Terdapat waktu dimana saya masuk ke lapangan, 90 menit merupakan satu-satunya cara agar saya dapat melupakan masalah lain," ujar David Silva.
Baca Juga : Rencana Pernikahan Maia Estianty Membuat Impian Pengelola GBK Menjadi Kenyataan
"Untuk sesaat Anda dapat menikmat permainan, ketika pertandingan selesai, Anda kembali memikirkan semuanya," ujar Silva lagi.
Namun kini Silva boleh tersenyum bahagia, pasalnya sang putra Mateo telah menunjukkan banyak perkembangan dan peningkatan setelah 5 bulan keluar dari rumah sakit.
Pada Agustus lalu istri David Silva bersama Mateo bahkan menyaksikan laga mantan pemain Valencia saat Manchester City menjamu Huddersfield di Stadion Etihad.
Silva mengaku selalu memikirkan Mateo, terlebih jika sang putra dalam keadaan tidak sehat.
Akan tetapi, Silva tetap yakin dan berharap suatu saat dia dapat mengajak Mateo bermain di atas lapangan stadion.
"Mateo selalu ada dipikiran saya ketika dia sedang sakit," kata Silva.
"Saya berpikir, suatu hari saya dapat mengajak Mateo masuk ke lapangan stadion," imbuhnya.
Jauh sebelum kasus Mateo, Silva telah mengalami masa-masa sulit saat sepupunya meninggal.
View this post on Instagram
Chintya Vega Jimenez merupakan putri saudara ayah David Silva yang meninggal pada usia 5 tahun akibat kanker, saat itu Silva masih berusia 15 tahun.
Untuk menghormati kematian sepupunya, Silva selalu melakukan selebrasi mencium tato bertuliskan nama Chyntia di pergelangan tangan kirinya.
Baca Juga : Fakta Pernikahan Maia Estianty, dari Akad di Jepang hingga Dikabarkan Resepsi di GBK
View this post on InstagramSeberapa besar garasi @wilfriedzaha ? #wilfriedzaha #zaha #crystalpalace
Source | : | telegraph.co.uk |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Muhammad Shofii |
KOMENTAR