Lionel Messi Kecil dari Afghanistan Mengungsi karena Ancaman Taliban

Aziz gancar Widyamukti Jumat, 7 Desember 2018 | 10:00 WIB
Murtaza Ahmadi memakai jersey timnas Argentina lengkap dengan nama Lionel Messi, yang terbuat dari kantong plastik. ()

BolaStylo.com - Murtaza Ahmadi, yang pernah viral karena memakai jersey Argentina bertanda tangan Lionel Messi, sekarang harus meninggalkan Afghanistan untuk kedua kalinya.

Murtaza Ahmadi menjadi viral pada 2016 setelah difoto mengenakan jersey Lionel Messi yang terbuat dari kantong plastik.

Berkat foto tersebut, Murtaza Ahmadi kemudian berhasil bertemu dengan Lionel Messi ketika diundang ke Doha, Qatar.

Dilansir BolaStylo.com dari BBC, Murtaza Ahmadi dan keluarganya telah meninggalkan rumah mereka di Provinsi Ghanzi, Afghanistan, dan menyelamatkan diri ke ibu kota Kabul, setelah menerima ancaman dari Taliban.

Baca Juga : Aura Bintang Lionel Messi Menurun, Jurnalis Argentina Ogah Memilihnya dalam Penganugerahan Ballon d'Or

Sebagai catatan, provinsi Ghanzi adalah wilayah yang menjadi target kelompok militan Taliban.

Menurut laporan AFP, mereka sempat mengungsi di Pakistan pada 2016, akan tetapi kembali lagi ke tempat tinggal semula setelah kehabisan uang.

Jersey darurat

Ketika berusia lima tahun, Murtaza mengenakan jersey dari kantong plastik dengan warna putih biru dari timnas Argentin.

Pada bagian depan kantong plastik itu terdapat angka 10, nomor yang dipakai Lionel Messi di timnas Argentina.

Foto itu langsung tersebar luas di media sosial dan warganet mencarinya untuk dipertemukan dengan Messi.

Baca Juga : Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi Bakal Bertemu dan Nonton Bareng Final Copa Libertadores

Ketika nama Murtaza terungkap, Messi mengiriminya paket, termasuk jersey yang ditandatanganinya, lewat UNICEF.

Pertemuan antara bintang Barcelona itu dan Murtaza terjadi pada 2016.

Messi mengundang Murtaza untuk bertemu dengannya dan bermain bersama dalam pertandingan persahabatan di Doha, Qatar.

Ancaman Taliban

Menurut laporan dari keluarga, popularitas Murtaza membuat mereka takut akan menjadi target ancaman Taliban.

"Orang-orang kuat setempat memanggil dan berkata, "Kamu telah menjadi kaya, bayarlah uang yang kamu terima dari Messi atau kami akan mengambil anakmu" kata ibunya, Shafiqa, kepada AFP dikutip dari BBC.

Shafiqa mengaku tidak bisa mengambil barang-barang, termasuk jersey Messi, ketika meninggalkan rumah mereka pada tengah malam setelah mendengar suara tembakan.

Kawasan rumah dikepung

Keluarga Murtaza adalah kelompok etnis Hazara yang beraliran Syiah menjadi sasaran Taliban Sunni.

Wilayah Ghazni saat ini masih berada di bawah pengawasan Afghanistan sehingga menjadi area konflik dengan Taliban.

Taliban meluncurkan serangan besar di wilayah Ghanzi pada Agustus dan November lalu yang membuat ribuan penduduk setempat melarikan diri.

Baca Juga : Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi Bakal Bertemu dan Nonton Bareng Final Copa Libertadores

Dampak dari serangan tersebut ratusan orang, termasuk warga sipil, tentara, dan pemberontak, tewas dalam penyerangan itu.

Humayon (17), saudara Murtaza mengatakan kepada kantor berita Efe bahwa ia tidak dapat mengantar adiknya sekolah selama dua tahun terakhir dan juga tidak membiarkannya bermain di jalanan.

Baca Juga : Terungkap Alasan Kontrak Lionel Messi dengan Barcelona Ditulis di Atas Serbet Restoran

"Aku rindu Messi," ujar Murtaza.

Bocah cilik itu berharap dapat bertemu Messi lagi suatu saat nanti.

"Ketika aku bertemu dengannya, aku akan mengatakan, 'Salaam' dan 'Bagaimana kabarmu?'. Kemudian dia akan membalas ucapan terima kasih dan selamat, dan aku akan pergi bersamanya ke lapangan di mana dia akan bermain dan aku mengawasinya," pungkas Murtaza Ahmadi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Peluang PSM Makassar untuk menjuarai Liga 1 2018 menipis setelah pada pekan ke-33 lalu mereka kehilangan posisi puncak. Persija Jakarta yang sebelumnya berada di posisi kedua berbalik unggul. Kini Persija Jakarta berpeluang besar menjuarai Liga 1 2018 setelah merebut puncak klasemen dari PSM. Keduanya sama-sama menyisakan satu laga lagi. Namun, Macan Kemayoran tetap lebih unggul di situasi ini.Chief Executife Officer (CEO) PT PSM, Munafri Arifuddin, menyebut anak-anak asuh Robert Rene Alberts telah berjuang sekuat tenaga sepanjang musim. Pria yang akrab disapa Appi itu mengatakan, meski pada akhirnya mereka kembali gagal meraih juara, perjuangan Juku Eja bukan berarti menjadi sia-sia. "Semua pemain sudah dapatkan hasil ini walau nomor dua. Seandainya nanti tidak dapatkan nomor satu, setidaknya kami telah kerja keras dan jujur," ujar Appi, kutip BolaStylo.com dari Tribun Timur. Terkait kata jujur yang ada dalam penyataan Appi, dia menjelaskan lebih lanjut. Dirinya sangat bangga melihat perjuangan Willem Jan Pluim dkk sepanjang musim ini. Meski di tengah segala keterbatasan, PSM tetap mampu dan konsisten berada di papan atas dengan murni, tanpa bantuan siapa pun. Dia juga berharap, seluruh suporter PSM dapat tetap memberi dukungan serta doa kepada Juku Eja di sisa waktu yang ada ini. Di lain pihak, Robert Rene Alberts menginstruksikan seluruh pemainnya dapat memberikan yang terbaik demi menjaga marwah dan harga diri tim di kandang. "Percaya sampai menit akhir pertarungan, bahwa kerja keras dan kerja jujur akan terbayarkan," kata Robert. Pada pertandingan terakhir, PSM akan menjamu PSMS Medan di Stadion Mattoangin, Kota Makassar. Laga pekan ke-34 Liga 1 2018 itu akan digelar bersamaan dengan pertandingan Persija Jakarta kontra Mitra Kukar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Sepak mula dua pertandingan krusial itu dilaksanakan pukul 15.30 WIB. #psmmakassar #psm #jukueja #ewakopsm #liga12018

A post shared by BolaStylo (@bolastylo) on



Source : BBC
Penulis : Aziz gancar Widyamukti
Editor : Aziz gancar Widyamukti
Video Pilihan