BolaStylo.com - Artis cantik Vanessa Angel baru saja membuat heboh publik lantaran dugaan keterlibatan dirinya dalam kasus prostitusi online.
Vanessa dan beberapa perempuan lainnya digerebek oleh kepolisian Polda Jatim pada Sabtu (5/1) sekitar pukul 12.30 WIB.
Setelah dimintai keterangan selama kurang lebih 24 jam, Vanessa akhirnya diizinkan pulang oleh Polda Jatim.
Hingga dipulangkan, status Vanessa masih sebagai saksi korban.
Baca Juga : 10 Fakta Vanessa Angel Terkait Dugaan Telibat Prostitusi Online, dari Tarif Ngamar hingga Pesona Keseksian
Polisi juga membeberkan tarif mantan kekasih Roben Onsu itu sekali kencan; sekitar Rp80 juta.
Tak lama setelah diperbolehkan pulang, Vanessa pun langsung mengeluarkan pernyataan resmi pertamanya.
Secara garis besar, dia meminta maaf telah membuat gaduh. Dia juga mengaku khilaf.
Begini bunyi pernyataan Vanessa:
“Saya minta maaf atas kegaduhan yang telah terjadi atas segala opini dan asumsi yang telah terbentuk di masyarakat maupun media sosial.
Saya menyadari bahwa kesalahan dan kekhilafan yang dilakukan telah merugikan banyak orang.
Saya berterimakasih kepada pihak Kepolisian (Polda Jatim) yang telah membantu dan memperlakukan saya dengan baik dan selama menjalani pemeriksaan menjadi saksi dan korban.
Ke depan saya akan mengikuti prosedur pemeriksaan yang telah ditetapkan oleh pihak Kepolisian. Terima kasih.”
Lepas dari itu, penting untuk tetap mewaspadai para pria hidung belang yang gemar menggunakan jasa PSK.
Sebuah penelitian yang dilakukan University of California, Los Angeles (UCLA) profil prikologis dari para pria hidung belang pengguna jasa PSK.
Hasilnya, para peneliti menemukan para pria pengguna jasa PSK biasanya kurang memiliki empati terhadap perempuan.
Tak hanya itu, mereka juga disebut lebih mungkin untuk melakukan perkosaan di masa depan.
Para peneliti membandingkan sekitar 100 orang yang membayar untuk seks dengan 100 yang tidak.
Dari situ para peneliti menemukan, mereka yang suka menggunakan jasa PSK leih mungkin berperilaku agresif secara seksual.
Mereka juga cenderung lebih antisosial, memiliki preferensi untuk seks impersonal, dan mengekspresikan maskulinitas mereka dengan cara bermusuhan.
“Kami berharap penelitian ini akan mengarah pada penolakan mitos bahwa pembeli seks hanya frustrasi seksual dari sosok pria yang baik,” kata Melissa Farley.
Farley adalah penulis utama penelitian ini sekaligus direktur eksekutif Prostitution Research and Education, sebuah lembaga nirlana berbasis di San Francisco, Amerika Serikat.
Sementara studi UCLA menunjukkan sisi gelap dari jenis jiwa manusia.
Penelitian lain menunjukkan ada karakteristik lebih sensitif yang umum di antara mereka, yaitu kebutuhan untuk keintiman emosional.
Ini adalah hasil dari 2.012 studi yang melihat 394 percakapan di website, The Erotis Highway, sebuah serikat internasional untuk "penghibur erotis."
Sekitar sepertiga dari orang yang berbicara di sini dilaporkan berkeinginan memiliki hubungan komukasi yang romantis dan emosional.
Selain itu, para peneliti menemukan, meski beberapa pria memang memiliki sikap negatif terhadap para perempuan, mayoritas dari mereka tampaknya menghormati pekerja seks perempuan.
Mereka juga bangga pada kesenangan yang mereka raih dari para wanita tersebut.
A post shared by BolaStylo (@bolastylo) on
Source | : | Suar.ID |
Penulis | : | Muhammad Shofii |
Editor | : | Muhammad Shofii |