4 Fakta Operasi Bariatrik Titi Wati, Wanita Obesitas 220 Kg yang Sempat Viral

Nina Andrianti Loasana Sabtu, 19 Januari 2019 | 16:11 WIB
Titi Wati (Tribunnews)

Bolastylo.com - Awal tahun 2019, kisah hidup wanita obesitas asal Palangkaraya bernama Titi Wati viral dan menjadi pemberitaan hangat di tanah air.

Titi Wati mendapat julukan sebagai wanita tergemuk di Provinsi Kalimantan Tengah setelah mencapai berat tubuh 220 kg.

Karena bobot tubuhnya, Titi Wati tak bisa lagi berjalan dan hanya mampu berbaring di tempat tidur.

Sementara semua kebutuhannya diurus oleh sang putri.

Baca Juga : Saking Hebatnya, Seorang Jose Mourinho Bahkan Tak Bisa Memilih Antara Lionel Messi Atau Ronaldo

Kisah Titi Wati alias Sintia akhirnya mendapat penanganan dari Dinas Kesehatan Kalteng terkait obesitas yang dialaminya.

Titi Wati pun akhirnya dievakuai ke rumah sakit dan telah menjalani operasi bariatrik atau pengecilan lambung.

Berikut Bolastylo.com kumpulkan 5 fakta mengenai operasi bariatrik yang dijalani oleh Titi Wati.

4. Ditangani 10 Orang Tim Dokter

Titi Wati

Pelaksanaan operasi pengecilan lambung atau Bariatrik terhadap Titi Wati oleh tim dokter dari Bali dan Kalimantan Tengah yang jumlahnya mencapai sepuluh orang yakni dari Bali enam orang dan dari Kalteng empat orang.

Dokter dari Kalimantan Tengah yakni spesialis bedah digestif satu orang, spesialis anastesi dua orang, satu dokter bedah sedangkan dari Bali enam orang dokter yakni, ahli bedah digestif konsultan, anastesi dan anastesi intensif care dan dokter bedah dua orang serta juga ada dokter rawat bedah.

Dalam operasi yang berlalngsung selama 1 jam ini berhasil mengurangi lambung Titi Wati sebesar 50%.

3. Masih Butuh 2 Operasi Lagi

Detik-detik Menegangkan Titi Wati Dievakuasi dari Dalam Rumah Kontrakan ke Rumah Sakit

Ketua Tim Dokter yang melakukan operasi Titi Wati, I Gede Eka Rusdiantara menjelaskan Ini bukan operasi terakhir yang dijalani Titi Wati.

"Setelah dilakukan operasi pertama ini kami akan kembali melakukan operasi tahap kedua setelah adanya penyusutan berat badan berkisar antara 50-60 kilogram, sekitar enam sampai delapan bulan ke depan. Setelah dilakukan operasi ini makanan pasien akan diatur untuk menurunkan berat badannya," ujarnya.

Baca Juga : Malaysia Masters 2019 - Sebelum Dilibas Marcus/Kevin, Ganda Putra Jepang Mengakui Hal Ini

Selain itu, Dokter Bedah Digesif RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, dr Ronius, mengatakan kemungkinan ada prosedur operasi lain yang bisa dilakukan untuk mengembalikan tubuh Titi Wati ke bentuk normal.

"Bisa saja nantinya akan ada upaya sedot lemak tetapi itu melihat perkembangannya nanti. Yang jelas paskaoperasi pemotongan lambung ini waktunya masih cukup lama dalam melakukan operasi Bypass, dan operasi lemak.

2. Belum bisa Bergerak

Proses evakuasi Titi Wati, wanita tergemuk di Kalteng cukup menegangkan.

Pascaoperasi Bariatrik yang dilakukan tim dokter, Selasa (15/1/2019) kondisi Titi tampak mulai membaik, namun belum bisa bergerak dari ranjang tempat tindakan operasi, karena masih dalam perawatan.

Wakil Direktur RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, dt Theodorus Sapta Atmadja mengatakan, rencananya, hari kedua paskaoperasi tubuh Titi akan dipindahkan ke ruang rawat inap yang telah disiapkan oleh pihak rumah sakit.

Baca Juga : Terungkap! Rahasia Tubuh Bugar Lionel Messi Ternyata Berada di Negara Ronaldo Tinggal

Dia mengatakan, dalam waktu tertentu ketika kondisi pasien sudah mulai stabil, pihak rumah sakit bisa mempersilakan Titi untuk pulang ke rumahnya, meski dengan pengawasan yang cukup ketat untuk menu makanannya.

Sebelum dilakukan operasi kondisi Titi sudah mampu berbaring miring ke kanan dan kiri.

1. Kondisi Titi Wati stabil

Titi Wati wanita berberat badan 350 Kg tunjukan fotonya yang dulu

Menurut dokter lain yang mengoperasi Titi Wati, dr Gede Eka Rusdi Antara, kondisi Titi Wati 3 hari pasca operasi cukup stabil.

"Artinya tidak ada nyeri, mual, muntah, artinya tidak ada gejala-gejala gangguan pascaoperasi. Saat ini teman-teman rehab medis membantu pasien untuk latihan gerak pasif. Kemudian untuk dokter penyakit dalam tetap mengendalikan kadar gula darah. Teman-teman kardiologi mempertahankan fisiologis jantungnya baik. Begitu juga teman-teman dari dokter paru dan kulit," paparnya.

Bagian gizi pihak RS di sana pula menset-up ulang jenis makanan, pola makanan, dan jumlah makanan yang bisa dikonsumsi.

"Sejauh ini fungsi-fungsi organnya baik. Gerakan pasif yang dilakukan seperti simulasi orang berjalan, gerakan sendi. Sejauh ini pantangan hampir tidak ada, paling karena dia punya penyakit kencing manis jadi itu aja pantangannya," sambungnya.



Source : Tribunnews.com
Penulis : Nina Andrianti Loasana
Editor : Nina Andrianti Loasana
Video Pilihan