Bolastylo.com - Krisdayanti membeberkan rahasia kelam di buku autobiografinya yang berjudul My Life, My Secret.
Salah satunya yaitu saat ia sempat kecanduan narkoba di puncak kariernya.
Dalam buku itu Krisdayanti menuliskan alasannya kecanduan memakai barang haram tersebut 11 tahun silam.
Krisdayanti mengisahkan kenikmatan semu yang pernah diperolehnya 11 tahun lalu ketika mabuk sabu untuk mengisi kehampaan hati dan pikiran di tengah melejitnya karier di dunia tarik suara.
“Pikiranku terbang, masalahku melayang, kecemasanku hilang, aku mengendus dan terus mengendus lagi. Aku mulai dikuasai gelinjang nikmat yang sangat asing tapi mengikat,” tulis Yanti dalam buku itu.
Baca Juga : Ciuman Mesra Kang Emil untuk Sang Istri jadi Saksi Hasil Imbang Persib Bandung
"Herannya, karierku semakin membaik. Anang semakin melaju dengan kesibukannya di studio,” ujarnya.
“Jadwal manggungku kian melimpah dengan honor yang sangat baik. Dan aku tetap memakai… sabu! Sungguh gila. Edan!” ujar Krisdayanti.
Krisdayanti kemudian mengisahkan bagaimana sabu perlahan-lahan memperngaruhi kondisi kesehatannya.
Kantong matanya menghitam, bibirnya kering, dan matanya kuyu.
Meski demikian, Krisdayanti masih tidak bisa lepas dari narkoba.
"Aku tak bisa menghentikan sabu! Sia-sia saja aku berharap sembuh dengan segera, karena sakau telah meracuniku setiap hari, setiap detik," katanya.
Kecanduannya pun semakin memburuk hingga ia berani membawa dan mengkonsumsi sabu di rumah.
Penyanyi yang akrab disapa Yanti ini bahkan nekat memesan sabu kepada bandar narkoba untuk diantar ke rumahnya.
Baca Juga : Simak! 5 Manfaat Jika Kamu Memilih Tidur Miring ke Kiri, Ampuh Cegah Berbagai Penyakit
"Itu (memesan sabu kepada bandar) lebih baik daripada aku menghubungi teman-teman pemakai. Tentu aku memanggil bandar jika Anang tidak ada di rumah," ungkapnya.
Transaksi berlangsung cepat di teras rumah, tak ada yang melihat dan tak ada yang curiga.
Namun kebiasaan memanggil bandar ke rumah itulah yang kemudian membuat Anang Hermansyah, suami Krisdayanti saat itu, mengetahui rahasia ini.
Pada suatu siang, seorang bandar datang mengantar sabu pesanan Yanti.
Rupanya sang bandar tak langsung pulang, tapi istirahat sebentar di ruang tamu sambil merokok
"Asbak di meja penuh dengan puntung rokok. Pikiranku terarah sepenuhnya pada sabu yang siap kunikmati. Mataku luput dari pemandangan puntung rokok di asbak," katanya.
Mendadak Anang pulang. Ia jadi terheran-heran karena di asbak banyak puntung rokok.
Kecurigaan membuncah. Menjawab pertanyaan suaminya, Krisdayanti secara serampangan mengatakan baru saja kerabat dekatnya datang.
Tetapi Anang tidak percaya begitu saja.
Para pembantu rumah tangga hanya menggelengkan kepala ketika ditanya Anang apakah saudara dekat yang bernama Budi baru saja datang ke rumah itu.
Anang bertambah terperanjat ketika masuk kamar didapati Yanti sedang menikmati sabu.
“Anang menjerit histeris. Anang memelukku. Ia syok. Entah berapa lama ia menangis. Aku hanya meringkuk takut dan bersalah di pojok tempat tidur. Aku menangis," ujar KD.
"Setiap hari aku salat dengan khusyuk, didoakan oleh para kiai dan melakoni hidup murni. Makan minum seadanya, bekerja, dan memperkuat keimanan. Sepanjang itulah Anang tak pernah pergi dari sisiku," katanya
Kiai di pesantren menggunakan terapi unik untuk membantu Krisdayanti. KD diminta tidur di atas batu di tengah alam terbuka.
"Berhari-hari aku tidur dalam kepungan rasa dingin yang menggigit di atas batu keras itu, ditemani Anang. Pagi-pagi, aku bangun dengan rasa segar yang tak pernah kurasakan," ungkap Yanti
Ajaib, terapi unik itu, ditambah dialog dengan para kiai memulihkan kondisi KD dari kekosongan jiwa dan kecanduan narkoba.
"Anang membawaku pulang setelah yakin aku benar-benar telah terlepas dari narkoba. Kugenggam tangan Anang selama dalam pesawat. Alhamdulillah, aku mempunyai suami setegar dan sebaik dia," kata personel DIVA tersebut.
Kehadiran keluarga memang berperan sangat penting selama pecandu narkoba menjalani rehabilitasi.
Baca Juga : Alasan Joko Driyono Masih Ketua Umum PSSI Meskipun Jadi Tersangka
Pendampingan keluarga yang tak pernah putus dapat membantu pecandu narkoba untuk benar-benar berhenti menggunakan obat-obatan terlarang itu.
Dalam rehabilitasi, keluarga pun ikut mendapat terapi.
“Peran keluarga itu penting sekali. Sangat penting. Makanya dalam suatu terapi itu ada yang namanya family therapy,” ujar Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, Danardi Sosrosumihardjo.
Selain keluarga, kerabat dan lingkungan sekitar juga berperan untuk membuat seseorang tak lagi terjerumus dalam narkoba.
Artikel ini telah tayang di Suar.id dengan judul: Demi Bantu Krisdayanti Lepas dari Narkoba, Anang Rela Tidur di Hutan
Source | : | Suar.ID |
Penulis | : | Nina Andrianti Loasana |
Editor | : | Nina Andrianti Loasana |