Bahkan, The Washington Post telah melaporkan bila penelitian di Korea Selatan menemukan efek mi instan pada kesehatan manusia.
"Meskipun mi instan makanan yang lezat, dimungkinkan terjadi peningkatan risiko sindrom metabolik karena tingginya natrium, lemak jenuh yang tidak sehat dan beban glikemik," ungkap Hyun Shin, doktor di Harvard School of Public Health.
Studi ini menyebutkan bahwa selain diabetes, perempuan yang mengonsumsi mi instan seminggu dua kali lebih berisiko mengidap obesitas, tekanan darah tinggi dan masalah jantung, dibandingkan yang makan lebih sedikit.
Zat pengawet dalam mi instan membuatnya lebih sulit dan lama dicerna tubuh.
Dari situ disimpulkan jika tak hanya mi instan, semua makanan olahan dan berpengawet juga melalui proses yang sulit dicerna.
"Salah satu masalah terbesar saat ini adalah kenyataan bahwa orang telah mulai mengganti makanan segar dengan makana cepat saji," ungkap Dr. Sharma.
Lalu benarkah mi instan bisa menyebabkan kanker?
Peneliti di Universitas Sorbonne, Perancis telah mensurvei sebanyak 105.000 responden soal konsumsi makanan.
Mereka menemukan bahwa jika seseorang meningkatkan konsumsi makanan olahan sebesar 10 persen, risiko terkena kanker meningkat sebesar 12 persen.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di British Medical Journal.
Makanan olahan ultra proses yang dimaksud termasuk roti kemasan yang diproduksi secara massal, camilan maupun keripik kemasan, cokelat, soda, makanan beku, sup, mi instan, serta makanan kaleng.
Baca Juga : Tindakan Konyol dan Tak Masuk Akal Maling di Rumah Mantan Pelatih Liverpool
Source | : | Suar.ID |
Penulis | : | Muhammad Shofii |
Editor | : | Muhammad Shofii |