Bolastylo.com - Nikita Mirzani diduga mengalami gangguan kejiwaan karena kebiasaannya yang kerap mengomentari permasalahan orang lain.
Nikita Mirzani menjadi satu di antara artis tanah air yang kerap memberikan komentar di tiap permasalahan artis.
Tak jarang komentar-komentarnya mengundang kontroversi dan mengundang masalah baru.
Nikita Mirzani bahkan sampai tersandung 7 masalah hukum karena komentar-komentar tersebut.
Mulai kasus Nikita Mirzani dengan Dipo Latief, Sajad Ukra, Puput Carolina hingga Tessa Mariska.
Seorang psikolog bernama Joice Manurung mengungkapkan bahwa kebiasaan Nikita Mirzani ini bisa jadi disebabkan karena gangguan kejiwaan yang disebut histrionik.
"Jadi orang-orang yang mengalami gangguan perilaku histrionik ini punya kebutuhan besar banget untuk dapat perhatian orang.
Kenapa? karena dia sendiri tidak menemukan citra dirinya seperti apa," tutur sang psikolog.
Jadi apa sebenarnya gangguan peilaku histrionik
Orang dengan kepribadian histrionik perilakunya ditandai sikap selalu berupaya menarik perhatian lingkungan sebanyak-banyaknya demi kepuasan dan kenyamanan diri dengan berbagai cara.
Umumnya pribadi histrionik adalah orang yang cerdas dan verbalisasinya canggih sehingga mudah memanipulasi lingkungan.
Orang dengan gangguan ini cenderung memiliki emosi yang tidak stabil dan selalu mencari perhatian.
Mereka yang memiliki kepribadian ini menggantungkan penilaian dirinya pada orang lain dan cenderung tidak percaya diri dengan penilaiannya sendiri.
Apabila menjalin hubungan pertemanan, penderita gangguan ini akan menganggap hubungan pertemanan tersebut sangat erat, meskipun orang lain menganggapnya tidak.
Gangguan ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria dan biasanya tampak jelas pada masa remaja atau awal masa dewasa.
Pengobatan gangguan kepribadian histrionik biasanya dilakukan dengan melakukan psikoterapi atau konseling.
Melalui terapi ini, penderita akan didorong untuk belajar memiliki hubungan dengan orang lain dengan cara yang lebih positif.
Penderita juga akan dibantu untuk memulihkan ketakutan terkait pikiran dan perilakunya.