Uang Beasiswa Telat Cair, Kisah Pilu Mahasiswa Bidikmisi yang Sering Telat Makan, Hati-hati Ternyata Ini Bahaya Menahan Lapar

Muhammad Shofii Jumat, 29 Maret 2019 | 17:17 WIB
Sakit perut (GPonline)

BolaStylo.com - Kehidupan yang keras harus dijalani oleh beberapa mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi ketika dana beasiswa tak kunjung cair.

Beberapa mahasiswa mengalami dilema saat menempuh pendidikan demi gelar sarjana akhirnya terbentur dengan kondisi keuangan untuk membiayai hidup.

Seperti kisah hidup yang dialami mahasiwa Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung ini.

Dilansir dari Kompas.com Kamis (28/3/2019), Iman Taufik Ramadhan dan Sajidin tampak lahap menyantap makan siangnya dengan menu kali ini ada nasi, ikan, telur, dan sayur.

“Enak ini, ikannya juga jauh lebih besar,” ujar Iman, mahasiswa semester III Ilmu Peternakan Unpad mengomentari keberadaan Kantin Saridhona di Unpad, Jatinangor, Senin (25/3/2019).

Baca Juga : Ditinggal Teman Sekamar di Mess Bali United, Hanis Saghara Mengaku Rindu

Keberadaan kantin ini bagi mahasiswa penerima Bidikmisi seperti dirinya merupakan angin segar karena mahasiswa bisa makan sepuasnya, bayar seikhlasnya di segala situasi.

Sebab bukan cerita aneh jika penerima beasiswa Bidikmisi kesulitan makan.

Ini karena uang saku sebesar Rp 650.000 per bulan kerap telat cair.

“Telatnya satu bulan, tapi kemarin ada senior yang telatnya sampai dua bulan,” tutur Iman.

Bagi mahasiswa yang masih mendapatkan dana dari orangtua, keterlambatan ini tidak jadi soal.

Bidikmisi 2019

Namun, hal itu jarang terjadi karena penerima beasiswa Bidikmisi rata-rata berasal dari keluarga tidak mampu dari sejumlah daerah.

Banyak orangtua melepas dan memberikan kepercayaan penuh kepada sang anak untuk menjalankan kuliah begitu diterima kuliah dengan bantuan dana Bidikmisi.

Karena itu, ketika uang beasiswa telat cair, para mahasiswa ini harus memutar otak agar tetap bisa bertahan.

“Kalau saya beli telur (satu) kemudian digoreng dan dibagi tiga. Masing-masing untuk makan pagi, siang, dan malam,” ungkap Iman sambil tertawa.

Baca Juga : Kenalkan! Calvin Verdonk, Pesepak Bola Belanda Berdarah Indonesia yang Diminta Netizen Bela Timnas

Ia masih terbilang beruntung, sebab beberapa temannya mengalami hal lebih sulit.

Ada yang sengaja main ke rumah temannya yang tinggal di Bandung untuk menumpang makan.

Ada pula yang membuat air putih dicampur garam dan vetsin sebagai kuah campuran nasi.

Bahkan, ada juga yang memilih menahan lapar.

Sebagai ketua angkatan, Iman kerap mendengarkan keluh kesah teman-temannya.

Salah satunya saat beasiswa telat cair.

“Ada juga yang putus kuliah karena orangtua sakit kanker kemudian meninggal. Jadi, dia harus bekerja untuk membantu keuangan keluarga,” kata mahasiswa asal Sukabumi ini.

Mahasiswa penerima Bidikmisi lainnya, Sajidin, mengungkapkan hal serupa.

Ia harus berhemat untuk menyiasati saat beasiswa telat cair.

“Kalau saya, paling parah itu makan nasi sama kerupuk terus dikasih kecap,” ucapnya.

Meski kerap mengalami kesulitan dan terkadang kelaparan, Sajidin dan Iman bertekad untuk berjuang keras menggapai cita-citanya.

“Saya ingin jadi dosen,” kata Sajidin.

Mahasiswa lainnya, Irfan, mengaku memiliki seorang teman penerima Bidikmisi.

Temannya tersebut terkenal pendiam sehingga orang-orang di sekitarnya tidak tahu ketika ia mengalami kesulitan.

Suatu hari, teman Bidikmisi lama tidak masuk kuliah.

Baca Juga : Reaksi Cristiano Ronaldo saat Lihat Sepatu Ukuran 50 Milik Salah Satu Big Men NBA

Ketika ditelusuri, temannya sakit parah karena sering menahan lapar.

Akhirnya, sang teman memilih pulang dan berhenti kuliah.

“Kasihan mereka. Dalam sehari belum tentu mereka bisa makan seperti yang lain,” tuturnya.

Yan mengatakan, biasanya beasiswa Bidikmisi terlambat karena proses pencairan anggaran memakan waktu cukup lama.

Kehadiran Kantin Saridhona, kata Yan, sebenarnya sangat membantu mahasiswa Bidikmisi ketika kesulitan keuangan.

Kantin Saridhona memiliki slogan makan sepuasnya, bayar seikhlasnya. Dengan slogan tersebut diharapkan ada cost sharing untuk membantu mahasiswa yang membutuhkan.

Namun, saat ini dalam sehari Kantin Saridhona baru bisa menyediakan 100-120 porsi, disesuaikan dengan budget yang ada.

Menahan lapar ternyata memilki bahaya bagi kesehatan. Berikut beberapa bahayanya:

1. Tubuh mengalami dehidrasi secara perlahan, sehingga bisa menimbulkan gagal ginjal.

2. Membuat detak jantik menjadi tidak stabil dan melemahkan otot jantung.

3. Menyebabkan timbulnya penyakit maag.

4. Menghentikan pertumbuhan otot tubuh.

Baca Juga : Alami Pelecehan Seksual, Reporter Cantik Ini Laporkan Petinju Bulgaria ke Pihak Berwajib



Source : Kompas.com,GridHot.ID
Penulis : Muhammad Shofii
Editor : Muhammad Shofii
Video Pilihan