Sepanjang pemecahan rekor lari ini, Didenko akan didampingi oleh tim medis dan kameramen yang mengikutinya menggunakan mobil dan sepeda.
Selain itu, Didenko juga akan mendapat waktu istirahat maksimal 10 menit untuk mencegahnya berlari dalam keadaan mengantuk.
Bagi Didenko, tantangan daya tahan tubuh bukan hal yang baru mengingat dirinya adalah seorang siswa di Institut Pendidikan Jasmani dan judo dari universitas Negeri Adyghe.
Tiga tahun lalu, pria berusia 23 tahun itu lari marathon dengan jarak tempuh 200 km dalam sehari.
Selain itu, Didenko juga turut serta dalam acara triathlon yang mengharuskannya naik sepeda dengan jarak 180 km, lari 42 km, dan berenang 4 km dalam waktu 3 jam.
Baca Juga : Alisson Becker Hampir jadi Korban Pelemparan Botol dalam Laga Liverpool Kontra Southampton
Sehari sebelum memulai pemecahan rekornya ini, Didenko mengungkapkan bahwa dirinya optimistis dapat memecahkan rekor.
"Kurang dari sehari lagi dimulai! Apa yang harus dikatakan sebelum semuanya dimulai? Pada umumnya, tidak ada yang dikatakan! Satu hal yang paling penting adalah jangan pernah menyerah ketika tidak ada yang percaya pada Anda. Jujurlah pada impian Anda!" tulis Didenko.
Jika Didenko terbukti berlari tanpa tidur, ia sepertinya akan merasakan halusinasi seperti yang pernah dirasakan Karnazes pada 2005 silam.
Setahun setelahnya, Karnazes diketahui pensiun sebagai pelari marathon yang telah mengikuti 50 kali maraton di 50 negara bagian dalam kurun waktu 50 hari.
| Source | : | Russia Today |
| Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
| Editor | : | Muhammad Shofii |