Satu Hal yang Sama-sama Dikhawatirkan Herry IP dan Susy Susanti dari Atlet Bulu Tangkis Indonesia

Eko Isdiyanto Sabtu, 20 April 2019 | 15:12 WIB
Herry Iman Pierngadi (Herry IP) menerima simbolis bentuk dukungan masyarakat kepada seluruh tim nasi (Istimewa)

BolaStylo.com - Herry IP dan Susy Susanti khawatirkan hal yang sama terkait atlet Indonesia di ajang bulu tangkis internasional.

Herry IP dan Susy Susanti memiliki kekhawatiran yang sama terkait anak asuhnya yang berlaga di turnamen bergengsi internasional.

Pasca gelaran Singapore Open 2019, Herry IP dan Susy Susanti memiliki evaluasi terhadap performa para anak asuhnya.

Menariknya, evaluasi kedua tokoh dibalik performa menakjubkan para pemain bulu tangkis Indonesia ini dapat dikatakan sama.

Herry Iman Pierngadi dan Susy Susanti mengkhawatirkan pertemuan para wakil-wakil Indonesia di babak awal turnamen.

Baca Juga : Fiorentina Sumbangkan Dana Senilai Rp 23,6 Miliar untuk Keluarga Davide Astori

Dilansir BolaStylo.com dari BolaSport, berkaca pada hasil berbeda yang diraih para wakil Indonesia di turnamen internasional, Herry IP ingin rangking anak asuhnya dapat naik.

Menurutnya rangking pemain Indonesia sangat menentukan pertemuan antar rekan senegara dalam sebuah turnamen.

Jika para pemain memiliki rangking tinggi, maka kemungkinan mereka bertemu pada babak awal sangat minim.

Tetapi jika rangking pemain Indonesia terpaut jauh, mereka dapat berjumpa pada babak awal turnamen.

Baca Juga : Sukses Antarkan Tottenham Hotspurs ke Semifinal Liga Champions, Son Heung Min Ternyata Pernah Berteriak Histeris Hanya karena Jelly?

"Kalau di peringkat sepuluh besar, sudah saling mengalahkan, terutama di lima besar, saling mengalahkan sepertinya biasa," ucap Herry IP.

"Saat bertanding, siapa yang paling siap, itu yang memungkinkan memenangkan pertandingan dan siapa yang bisa memanfaatkan menang angin-kalah angin. Hampir semua lapangan pertandingan di Asia, masalahnya di situ."

Senyum Herry IP (pelatih Marcus/Kevin ) pada pertandingan final Indonesia Masters 2018, Minggu (28/

"Kalau rangkingnya naik, bisa bertemu pada semifinal atau di final. Kalau rankingnya terlalu jau, bisa bertemu pada babak delapan besar atau babak awal, yang selama ini terjadi kan begitu," imbuhnya.

Sementara itu kegelisahan yang sama juga diungkapkan oleh Susy Susanti.

Baca Juga : New Zealand Open 2019 - Indonesia Huni 3 Daftar Unggulan Teratas Sektor Tunggal Putra

Menurut legenda tunggal putri Indonesia ini, jika para pemain bertemu rekan senegara mereka di babak awal, hal itu membuat kekuatan wakil Indonesia berkurang.

"Ada evaluasi juga seperti saat kami mengirimkan banyak pemain, tetapi langsung bertemu teman sendiri pada babak awal sehingga mengurangi kekuatan kita," ucap Susy.

Susi Susanti optimis anak binaannya akan banyak mendulang medali emas

"Tidak hanya di satu dan dua kali pertandingan. Jadi, sistem komputernya seperti error."

"Tetapi, buat kami tidak masalah. Memang menyebalkan juga karena biaya untuk mengikuti turnamen cukup tinggi ha-ha-ha," ucapnya lagi.

Baca Juga : Cristiano Ronaldo Pernah Emosi Saat Dibentak Sir Alex Ferguson?

"Bertemu pada perempat final masih lebih baik, namun ini pada babak pertama," imbuhnya.

Susy mengaku hal tersebut menyebalkan, mengingat dana yang dikeluarkan untuk mengikuti turnamen memang mahal.

Ia bahkan mengaku sempat protes dengan kejadian tersebut, ditambah protes tersebut tak hanya datang dari Indonesia tetapi juga negara lain.

"Kondisi ini tidak hanya terjadi bagi pemain senior, tetapi juga junior sehingga kami complain. Contohnya pada Kejuaraan Dunia Junior 2018 di Kanada," ujar Susy.

"Dari 128 negara peserta, Afrika bertemu teman sendiri, begitu juga Indonesia. Bukan kami saja yang protes," imbuhnya.

Baca Juga : Mohamed Salah Mengajak Seluruh Laki-laki di Dunia Termasuk Muslim untuk Lebih Menghormati Wanita



Source : BolaSport.com,bolastylo.bolasport.com
Penulis : Eko Isdiyanto
Editor : Muhammad Shofii
Video Pilihan