Kisah Keajaiban Piala Sudirman 1989, Tangisan Wakil Korea Selatan Usai Dihancurkan Susi Susanti di Gim Kedua

Ananda Lathifah Rozalina Selasa, 14 Mei 2019 | 13:05 WIB
Susi Susanti di Olimpiade Barcelona 1992 ()

BolaStylo.com - Piala Sudirman 1989 seolah menghadirkan momen keajaiban bagi tim Indonesia saat itu.

Dilansir dari Juara.net dan Kompasiana.com, berikut kisah keajaiban Piala Sudirman 1989.

Kisah berawal saat Indonesia berjumpa dengan tim Korea Selatan pada babak final yang berlangsung di Istora Senayan.

Saat itu Korea Selatan tentu cukup percaya diri mengingat, mereka berhasil menaklukan China di babak semifinal.

Bertanding menghadapi tim Korea Selatan, Indonesia harus tertinggal dalam dua partai awal.

Ganda putra dan putri Indonesia saat itu, Eddy Hartono/Rudi Gunawan dan Verawaty Fajrin/Yanti Kusmiati harus menerima kekalahan dari wakil Korea, Park Joo Bong / Kim Mon Soo dan Hwang Hye Young / Chung Myung Hee.

Baca Juga : VIDEO - Cristiano Ronaldo Masih Sempat Minta Nomor Seorang Wanita Saat Lakukan Tantangan Sepak Bola di Jalanan

Tinggal satu poin lagi dan Korea akan berhasil meraih kemenangan mereka.

Namun, sebuah keajaiban seolah terjadi di partai ketiga.

Saat itu Indonesia memiliki Susi Susanti yang masih berusia 18 tahun sebagai wakil ketiga mereka.

Susi yang masih muda dan tak diungguljkan saat itu harus melawan tunggal putri unggulan Korea, Lee Young-Suk.

Menghadapi Lee, Susi kalah di gim pertama dengan skor 10-12.

Kabarnya kala itu banyak penonton di Istora yang sudah meninggalkan kursi karena peluang kecil milik Indonesia.

Terlebih, pada gim kedua Susi sempat tertinggal dengan jarak poin yang cukup jauh.

Namun, sebuah keajaiban terjadi.

Susi tak mau menyerah dan perlahan-lahan menyusul dan memperkecil jarak poin antara dirinya dan lawan (saat itu sistem poin bukan rally poin seperti sekarang).

Susi Susanti optimis anak binaannya akan banyak mendulang medali emas

Susi pun berhasil menikung lawan di gim kedua dan menang dengan skor 12-10.

Dihancurkan Susi pada gim kedua, Lee memasuki lapangan dan menjalani gim ketiga dengan tangisan.

Wakil Korea itu menghadapi Susi di gim ketiga dengan berlinang air mata.

Kabarnya offisial Korea Selatan saat itu geram dan melayangkan tamparan di pipi Lee karena ia kehilangan gim kedua.

Perasaan kacau dan tangisan Lee itu pun membuatnya kurang bisa fokus pada pertandingan.

Melihat kondisi lawan tengah drop, Susi pun menghabisi lawan tanpa ampun.

"Saya juga memanfaatkan lawan yang berlinang air mata pada gim ketiga. Saya juga tak tahu kenapa, tapi kabarnya ada sesuatu yang terjadi dengan dia dengan manajernya," tutur Susy sebagaimana yang dilansir BolaStylo.com dari berita Juara.net yang tayang pada 17 Mei 2017 silam.

Pebulu tangkis Indonesia itu tak memberi kesempatan pada Lee untuk mendapatkan poin tak menaklukannya dengan skor 11-0.

"Saya langsung memanfaatkan situasi itu. Saya juga tak memberi dia poin. Saya menyelesaikan gim ketiga dengan 11-0. Padahal, saya biasanya tak pernah mengalahkan lawan tanpa memberi dia poin. Kali ini berbeda karena saya tak ingin memberi dia kesempatan untuk membalikkan keadaan," tambah Susi

Hasil pertandingan Susi itu membuat Indonesia bangkit dengan meraih skor 1-2.

Paa partai berikutnya, Indonesia berhasil meraih kemenangan berturut dan menang dramatis atas Korea Selatan dengan skor akhir 3-2.

Indonesia pun berhasil meraih trofi Piala Sudirman 1989 di hadapan publik tanah air.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo) on



Source : berbagai sumber,kompasiana,juara.net
Penulis : Ananda Lathifah Rozalina
Editor : Ananda Lathifah Rozalina
Video Pilihan