Selain kalimat kontoversi itu, Rapinoe menjadi sorotan karena pernah terang-terangan mengakui sebagai lesbian pada 2012 lalu.
Mengenai penolakan Rapinoe, Trump kemudian menantang sang kapten agar membuktikan perkataannya membawa timnas AS menjadi juara dunia.
Baca Juga: Pebasket Amerika Bikin Floyd Mayweather Tanggung Malu Usai Tersungkur di Atas Lapangan
"Megan harus menang lebih dulu sebelum dia bicara," kata Trump kala itu.
"Selesaikan tugas! Megan seharusnya tidak pernah melakukan sikap tidak hormat kepada negara kita, Gedung Putih, dan bendera negara, terutama setelah banyak yang diberikan kepada dia dan tim."
Kini, pemain kelahiran California itu telah membuktikan dirinya mampu membawa AS sebagi tim terbaik di dunia.
Rapinoe pun membalas pernyataan Trump dan menilai kalau kebijakan sang presiden menyudutkan kaum LGBT seperti dirinya.
"Pesan yang Anda sampaikan mendiskriminasikan orang-orang," ujar Rapinoe dikutip BolaStylo.com dari Russia Today.
"Anda mendiskriminasikan saya dan orang-orang yang sama dengan saya. Mengecualikan orang-orang dengan kulit berwarna. Saya pikir kita perlu memperhitungkan pesan yang Anda sampaikan dengan apa yang pernah Anda katakan tentang menjadikan Amerika hebat kembali."
Baca Juga: Lionel Messi Sedekah di Kampung Halaman Usai Kontroversi di Copa America
"Itu mungkin bagus untuk beberapa orang, dan mungkin Amerika bagus untuk beberapa orang saat ini, tetapi itu tidak bagus untuk cukup banyak orang Amerika di dunia ini, dan saya pikir kita memiliki tanggung jawab, masing-masing dari kita (dan) Anda memiliki tanggung jawab luar biasa sebagai kepala negara ini untuk mengurus setiap orang, dan Anda harus melakukan yang lebih baik untuk semua orang."
Terlepas dari kejadian itu, timnas putri AS mengukuhkan diri sebagai pemilik gelar terbanyak dalam sejarah Piala Dunia Wanita lewat torehan empat trofi.
Tiga gelar juara sebelumnya diraih AS pada tahun 1991, 1999 dan 2015.