Dicurigai Pakai Obat-obatan, Manny Pacquiao Pernah Bikin Mantan Juara Dunia Depresi

Aziz Gancar Widyamukti Minggu, 21 Juli 2019 | 17:22 WIB
Pertarungan antara Manny Pacquiao dan Adrien Broner yang berlangsung di MGM Grand, Las Vegas, AS, Mi (samsulngarifin )

BolaStylo.com - Ketika kecurigaan penggunaan obat melilit Manny Pacquiao, tak banyak yang tahu kalau pria berjuluk Pacman itu pernah membuat lawannya mengalami masalah mental.

Manny Pacquiao saat ini harus mendengar kabar menggembirakan sekaligus menyedihkan secara bersamaan.

Kabar baiknya, Manny Pacquiao baru saja merebut sabuk juara WBA (Super) welterweight setelah mengalahkan Keith Thurman dalam sebuah laga tinju yang berlangsung pada Minggu (21/7/2019).

Manny Pacquiao menang melawan Keith Thurman setelah melakoni duel 12 ronde di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas.

Baca Juga: Manny Pacquiao Dicurigai Konsumsi Obat-obatan untuk Tingkatkan Performanya

Akan tetapi, kemenangan Pacquiao kebahagiaan ini harus tercoreng karena ada kecurigaan dari mantan petinju asal Inggris, Rikcy Hatton.

Hatton mencurigai Pacquiao telah menyalahgunakan obat-obatan sehingga performanya di atas ring bisa meningkat dan memenangi sebuah pertarungan.

Kecurigaan Hatton ini muncul karena Pacquiao menunjukkan peningkatan yang begitu pesat dari awal kariernya.

Baca Juga: Bisnis Ganja Mike Tyson Bakal Dapat Kucuran Dana dari Konglomerat Yunani

Pacquiao merangkak naik ke kelas bulu super 130 pound dan menang melawan Juan Manuel Marquez pada 2008 lalu setelah merasakan kelas 106 pound.

Ia kemudian berhasil menang TKO di kelas 147 pound atas Oscar De La Hoya hanya dalam kurun waktu sembilan bulan kemudian.

"Hanya curiga dengan Pacquiao, namun itu tidak berarti dia melakukannya, kabar itu adalah rumor," kata Hatton dikutip BolaStylo.com dari Daily Star.

Baca Juga: Puji Kualitas Marcus/Kevin, Pelatih China Banjir Dukungan dari Fan Indonesia

Hatton melihat adanya perbedaan performa Pacquiao kala melawan Del La Hoya, Antonio Margarito, Miguel Cotto, dengan pertarungan lawan Floyd Mayweather pada 2015 silam.

"Bukan aku yang mengatakan, itu adalah rumor. Ketika kamu melihatnya mengalahkan petinju seperti De La Hoya, Margarito, Cotto, dan petinju semacam itu, kemudian pascabertarung melawan Mayweather."

"Dia tidak tampil bagus melawan Mayweather, kemudian dia menang angka, lalu menang angka lagi, setelah itu dikalahkan oleh Horn, petinju Australia," imbuh Hatton.

Baca Juga: Absen Latihan Barcelona, Lionel Messi Malah Hamburkan Rp 86 Juta per Malam

Depresi setelah kalah dari Pacquiao

Hatton sebenarnya menyimpan pengalaman pahit kala meladeni pertarungan melawan Pacquiao pada 2009 silam.

Ia harus merelakan sabuk IBO kelas welter ringan jatuh ke tangan Manny Pacquiao setelah kalah di ronde kedua.

Sejak saat itu, Hatton tidak pernah bertanding lagi setelah menelan kekalahan pahit dari Pacquiao.

Baca Juga: Antoine Griezmann Akui Tak Sabar Pelajari Gaya Permainan Lionel Messi

Bahkan, kekalahan dari Pacquiao saat itu diakui Hatton membuatnya mengalami masalah mental dan depresi.

Pengakuan itu diungkapkan Hatton dalam sebuah buku mantan petinju sekaligus rekannya, Franks Bruno, berjudul "Let Me Be Frank".

Sebelumnya, Frank sudah lebih dulu merasakan masalahh mental seusai melakoni sebuah pertarungan.

Namun pada akhirnya Bruno berhasil sembuh dari masalah mental dan diperbolehkan keluar dari rumah sakit pada 2015 lalu.

Baca Juga: Gabung Barcelona Bikin Antoine Griezmann Berlinang Air Mata

"Frank melawan penyakitnya seperti seorang juara. Dia berdiri dan melawannya. Sehingga akhirnya dia menang. Itu bukan kejutan bagiku, dia seorang pejuang," kata Hatton seperti dikutip BolaStylo.com dari Mirror.

"Kami lalu berfoto dan saya mengunggahnya di Twitter. Astaga, foto itu kemudian viral di internet. Senang rasanya masih banyak orang yang peduli. Mungkin kita bisa kembali bertinju," imbuh Hatton saat itu.

Tak hanya Bruno, Hatton rupanya juga merasakan masalah mental karena dikalahkan Pacquiao.

Baca Juga: PSIS Semarang Vs Persib, Ratusan Bobotoh dan Viking Sambut Maung Bandung di Magelang

Mantan juara dunia itu kemudian mengonsumsi minuman keras dan obat-obat terlarang saat merasa depresi.

Akibat dari gaya hidupnya tersebut, Hatton bahkan pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya lebih cepat dengan buuh diri.

"Masalah ini disebut depresi. Anda tidak ingin merasakannya. Saat masalah itu datang, ada suara di kepala yang mengatakan tidak ingin berada di dunia ini," ungkap Hatton.

"Aku merasa mengecewakan semua orang."



Source : Daily Star,Mirror
Penulis : Aziz Gancar Widyamukti
Editor : Aziz Gancar Widyamukti
Video Pilihan