Saran Ahli: Jangan Berolahraga di Kawasan Penuh Polusi Udara!

Fauzi Handoko Arif Kamis, 1 Agustus 2019 | 12:33 WIB
Pemandangan laut dengan latar belakang gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta Utara, Rabu (31/7/2019). Berdasarkan data situs penyedia peta polusi daring harian kota-kota besar di dunia AirVisual, menempatkan Jakarta pada urutan pertama kota terpolusi sedunia pada Senin (29/7) pagi (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

BolaStylo.com - Isu kualitas udara di DKI Jakarta kini tengah menjadi sorotan publik dan masyarakat disarankan untuk waspada ketika berolahraga.

Kualitas udara di DKI Jakarta tidak hanya buruk pada saat siang hari, melainkan pada malam juga.

Sebagian warga DKI Jakarta mengetahui hal tersebut, namun, mereka ingin mengetahui dari mana asal polusi tersebut.

Baca Juga: Saking Khawatirnya, Vietnam Sampai Ikut Bahas Kasus Pencurian Umur Striker Timor Leste

Dilansir BolaStylo.com dari Kompas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan (KLHK) memberi tahu bahwa kualitas udara di ibu kota tidak sehat dengan angka PM 2,5 di atas 100 mikrogram/meter kubik.

KLHK diwakili oleh Kepala Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL), Herman Hermawan mengatakan sumber polusi udara di Jakarta berasal dari berbagai variasi mulai dari kendaraan bermotor dan industri.

Baca Juga: Pelatih Lechia Gdansk Buka Suara Soal Kemampuan Egy Maulana Vikri Jelang Hadapi Klub Asal Denmark

Herman mengklaim berdasarkan sumber data Pemprov DKI Jakarta, kendaraan bermotor menyumbang 75 persen polusi udara.

Kemudian sisa penyumbang polusi udara lainnya berasal dari pembakaran industri, pembakaran domestik, pembangkit listrik, dan pemanas.

Pemandangan laut dengan latar belakang gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta Utara, Rabu (31/7/2019). Berdasarkan data situs penyedia peta polusi daring harian kota-kota besar di dunia AirVisual, menempatkan Jakarta pada urutan pertama kota terpolusi sedunia pada Senin (29/7) pagi

"Industri yang mengungkung DKI dapat dikategorikan sebagai sumber (polutan) besar (large point source), termasuk PLTU yang notabene bahan bakarnya batubara," ujar Herman saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (31/7/2019).

Meskipun beberapa kota belum terdampak parah mengenai polusi, sebaiknya Anda menghindari olahraga di luar ruangan ketika ada polusi udara.

Baca Juga: VIDEO - Blunder Konyol Alisson Becker di Laga Liverpool Vs Lyon yang Berujung Kartu Kuning

Dokter spesialis paru-paru, Agus Dwi Susanto, FISR, FAPSR tidak memberikan saran kepada masyarakat untuk berolahraga di tempat berpolusi.

Agus Dwi Susanto pun menceritakan bahwa ketika sedang berolahraga, kebutuhan oksigen akan meningkat.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Gelontorkan Rp 22 Miliar untuk Jadi Tetangga Conor McGregor

"Karena saat olahraga, frekuensi napas meningkat, di mana kebutuhan oksigen meningkat," kata Agus.

"Bayangkan kalau di tempat udara tidak bagus, frekuensi napas meningkat, bahan-bahan polutan terhirup pun makin banyak, dan mempengaruhi paru-paru," kata Agus.

Baca Juga: Lionel Messi Bantah Kabar Dirinya Hampir Berkelahi di Kelab Malam

Pemandangan pepohonan di taman

Kemudian Agus menjelaskan bahwa masyarakat yang berolahraga di luar ruangan memang berisiko untuk ternodai polusi udara.

"Atau kalau mau (olahraga di luar ruangan) pas weekend, di mana kualitas udara membaik," katanya.

Baca Juga: Jadwal Thailand Open 2019 - Shesar Tantang Lin Dan pada Babak Kedua!

Mengenai hal itu, Agus memberikan solusi terhadap masyarakat yang ingin berolahraga di luar ruangan.

Ia menganjurkan agar masyarakat melakukan aktivitas tersebut di area yang banyak pepohonan.

"Di sana (taman penuh pepohonan) lebih netralisir polutan dan udaranya lebih bagus, sehingga napas lebih baik," katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

“Remuk ati iki yen eling janjine, ora ngiro jebul lamis wae, dek opo salah awakku iki, kowe nganti tego mbelanjanji janji....” . itu adalah sepenggal lirik lagu Cidro yang dinyanyikan dan dipopulerkan oleh Didi Kempot, yang kini dikenal dengan julukan The Godfather of broken heart. . lirik patah hati atau cerita tentang hubungan jarak jauh dinyanyikan dengan bahasa jawa sehari-hari, namun terasa sangat menyentuh dan ‘ngena’ di hati para pendengarnya. . Bahkan penggemar Didi Kempot kini bukanlah mereka yang lahir atau dibesarkan di jaman ‘Stasiun Balapan’ dan ‘Sewu Kuto’. Para penggemar ‘Lord’ Didi kini seakan menyebar di kalangan Sobat Ambyar hingga pemuda dan anak jaman now yang menamakan dirinya sebagai ‘Sad Girls and Sad boys’. . Ada fenomena apa dengan Didi Kempot dan patah hati? Benarkah Didi Kempot sudah pas disandingkan dengan Legenda musik sekelas Frank Sinatra, Al Jarreau atau Freddie Mercury? . Bagaimana kisah dibalik perjuangan Didi Kempot yang konsisten dengan musik Campursari nya? Saksikan Didi Kempot The Godfather of broken heart di Rosi, kamis 1 Agustus 2019. Live pukul 20.00 Wib hanya di Kompas Tv, independen terpercaya.

A post shared by BolaStylo (@bolastylo) on



Source : kompas
Penulis : Fauzi Handoko Arif
Editor : Aziz Gancar Widyamukti
Video Pilihan