Dikutip BolaStylo.com dari laman resmi Arsenal, keluarga Pepe transmigrasi dari Pantai Gading ke Perancis pada tahun 1995.
Baca Juga: Dulu Jadi Anggota Girlband Kpop Korea, Wanita Cantik Ini Kini Banting Setir ke Dunia Olahraga
Selama di Perancis, ayah dan ibu Pepe bercerita kepada dirinya bahwa mereka memiliki segalanya.
Namun kenyataannya, ayah dan ibu Pepe tidak mempunyai apapun.
"Mereka(ayah dan ibu Pepe) memberi tahu saya bahwa kami memiliki segalanya dan ternyata mereka tidak mempunyai apapun," kata Pepe.
Baca Juga: Bertemu Indonesia di Semifinal Piala AFF U-15 2019, Pelatih Thailand Percaya Diri Timnya Akan Menang
Saat masih bersekolah, Pepe beruntung masih bisa naik bus menuju sekolah.
Sedangkan orangtua Pepe rela berjalan kaki sejauh 10 kilometer tanpa alas kaki.
Ketika beranjak dewasa, orangtua Pepe berhenti bekerja.
Baca Juga: Begini Komentar Para Pemain Liverpool Soal Isi Surat Perpisahan Simon Mignolet
"Ibu dan ayah saya berhenti bekerja dan datang untuk menghidupi saya hanya karena sepakbola," kata Pepe.
Orangtua Pepe menginginkan anaknya bisa memastikan diri menjadi pemain sepak bola.
Beruntung orangtua Pepe kini masih bisa melihat perjuangan anaknya dari masa terberat hingga terbaik.
Baca Juga: Tak Cuma Jonatan Christie, Ini 11 Wakil Indonesia yang Masuk Daftar Unggulan di Kejuaraan Dunia 2019
Kini orangtua Pepe hanya bertugas untuk mendukung anaknya memperjuangkan mimpinya.
"Mereka akan terus berada di sisiku untuk mendukung saya," kata Pepe.
Baca Juga: Piala AFF U-18 2019 - Pelatih Timnas U-18 Indonesia Soroti Kekurangan Lapangan di Vietnam
Source | : | Arsenal.com |
Penulis | : | Fauzi Handoko Arif |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |