“Jika seorang tunggal putri tidak bisa fit, maka matilah dia (pasti kalah -red). Saya pikir kebugaran fisik yang dibutuhkan di zaman saya jauh lebih besar dibanding sekarang,” ucap Kim yang dikutip Bolastylo.com dari Bolasport.com.
Selain membandingkan perbedaan masa dulu dan sekarang, pelatih asal Korea Selatan itu juga mengenang salah satu rival yang sulit dikalahkan kala itu yakni Susy Susanti.
Susy seolah menjadi paket komplit yang sulit dikalahkan kala itu.
“Para tunggal putri pada era saya jarang membuat kesalahan sendiri,” ucap Kim.
“Apalagi Susy Susanti. Sungguh sulit melawan Susy Susanti. Bagaimana bisa dia bermain sebagus itu, dia sering bermain reli panjang, jarang membuat kesalahan sendiri, pukulannya bersih, dropshot-nya cantik,”
"Satu setengah jam (berhadapan dengan Susy -red), sudah pasti anda pasti kalah. Apalagi jika itu dimainkan di Indonesia, hanya setengah jam saja sudah dipastikan anda kalah,” kata Kim melanjutkan.
Seperti kata Kim, Susy Susanti memang merupakan pebulu tangkis tunggal putri dengan kemampuan luar biasa yang pernah dimiliki Indonesia.
Susy mengkoleksi banyak gelar, salah satu yang paling terkenal adalah saat ia meraih emas Olimpiade Barcelona pada tahun 1992.
Source | : | BolaSport.com,BWF |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |