Alasan Kevin Sanjaya Harus Dipisah dari Marcus Gideon Usai Olimpiade 2020

Aziz Gancar Widyamukti Jumat, 30 Agustus 2019 | 14:18 WIB
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo seusai menuntasi laga babak kedua Kejuaraan Dunia 2019, di St. Jakobshalle, Basel, Swiss, Rabu (21/8/2019). (BADMINTON INDONESIA)

BolaStylo.com - Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, disarankan untuk melakukan bongkar pasang terhadap pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya Sukamuljo, merupakan pebulu tangkis yang mendominasi dalam daftar 10 besar ranking dunia.

Ya, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya memang baru saja gagal meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia 2019.

Marcus Gideon/Kevin Sanjaya harus angkat kaki dari kompetisi elite tersebut karena kalah dari Choi Solgyu/Seo Seung-Jae (Korea Selatan) pada babak kedua dengan skor 21-16, 14-21, 23-21.

Baca Juga: Timnas Indonesia Siapkan Saddil Ramdani untuk Ganti Greg Nwokolo

Akan tetapi, pasangan berjuluk Minions itu hingga saat ini masih menempati peringkat pertama dunia menurut BWF.

Minions setidaknya sudah kukuh di puncak selama 100 pekan beruntun dengan perolehan 102.153 poin.

Meski berstatus sebagai pasangan nomor satu dunia, duet Marcus/Kevin disarankan untuk dipisah setelah Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga: Aksi Pemain Undangan di Timnas Indonesia Tuai Pujian Simon McMenemy

Mantan pebulu tangkis Denmark, Steen Pedersen, mengatakan bahwa Kevin tidak harus selalu menjadi tandem Marcus.

Hal ini dikatakan Steen Pedersen ketika ia bertugas sebagai komentator pada semifinal Kejuaraan Dunia 2019.

Saat itu, Pedersen memandu jalannya duel perang saudara Tim Merah Putih antara Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan versus Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Baca Juga: Pelatih Malaysia Dilanda Dua Kebimbangan Jelang Lawan Timnas Indonesia

Di tengah pertandingan, Pedersen berceloteh bahwa Fajar Alfian bisa saja dipasangkan dengan Kevin Sanjaya.

Pedersen sendiri sudah paham bahwa Fajar dan Kevin bermain di posisi yang sama.

Pertimbangannya, Pedersen menilai bahwa Fajar dan Kevin adalah pemain bertipe front court dengan pertahanan sulit ditembus.

Baca Juga: VIDEO - Cristiano Ronaldo Blak-blakan Ajak Lionel Messi Makan Malam

Jika keduanya disatukan, menurut Pedersen, Fajar dan Kevin akan sangat menyulitkan lawan dalam mencetak poin.

"Saya punya usulan untuk dipertimbangkan. Alfian dan Sukamuljo harus dicoba dipasangkan, saya tahu mereka bermain di posisi yang sama," kata Pederseen.

"Jika pelatih memiliki ide seperti itu, saya pikir bola tidak akan melewati mereka di depan," ujar Pedersen menambahkan.

Baca Juga: Tiket Timnas Indonesia Vs Malaysia Mahal, PSSI Beri Diskon hingga 20 Persen!

"Sehingga mereka tidak akan membutuhkan pemain bertipe backcourt."

Menanggapi celotehan Pederseen, Gillian Clark mengatakan bahwa perubahan itu tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.

Menurut Gill, Indonesia butuh waktu setidaknya sampai Olimpiade Tokyo 2020 usai jika ingin merombak komposisi ganda putra.

"Untuk saat ini, hal itu tidak mungkin terjadi hingga gelaran olimpiade dimulai," tutur Gill.

Pederseen menyarankan perubahan tersebut setelah ia melihat perubahan komposisi pemain bulu tangkis Indonesia.

Salah satunya yang menjadi perhatian Pederseen, adalah perubahan ganda putra Bona Septano/Mohammad Ahsan.

Ahsan dipasangkan dengan Hendra Setiawan setelah ia meraih medali perunggu bersama Bona Septano pada Kejuaraan Dunia 2011.

Pada edisi sebelumnya, Hendra Setiawan mendapat perunggu kala berpasangan dengan Markis Kido.



Source : BolaStylo
Penulis : Aziz Gancar Widyamukti
Editor : Aziz Gancar Widyamukti
Video Pilihan