Dikenal Sebagai King Smash Asal Indonesia, Lim Swie King Akui Ini Momen Paling Berkesan di Sepanjang Kariernya

Ananda Lathifah Rozalina Sabtu, 31 Agustus 2019 | 15:48 WIB
Legenda bulu tangkis Indonesia, Lim Swie King ketika berada turut hadir di pembukaan Relay Marathon 2019 di Pendopo Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (24/8) siang. (ANANDA LATHIFAH ROZALINA/BOLASPORT.COM)

BolaStylo.com - Legenda bulu tangkis Indonesia, Lim Swie King menceritakan beberapa momen paling berkesan di sepanjang kariernya.

Masih ingat pebulu tangkis Indonesia, Lim Swie King?

Lim Swie King merupakan pebulu tangkis Indonesia yang bersinar di era 70-80an.

Pada masa jayanya, Lim Swie King memiliki julukan sebagai king of smash karena jumping smash mematikan yang dimilikinya.

Lim tak cuma bermain di satu sektor.

Lim diketahui turun di sektor tunggal putra,dan juga bermain apik di sektor ganda putra bersama beberapa rekanya.

Pemain yang akrab dikenal dengan julukan King itu memilih pensiun pada 1988.

Sepanjang kariernya, Lim mengakui memiliki dua momen yang menurutnya sangat berkesan.

Momen pertama yang berkesan menurutnya adalah saat dirinya pertama kali menjuarai All England.

"Ya pertama kali juara All England, seneng saya, seperti cita-cita saya tercapai," ucap Lim di dean awak media saat event Tiket.com Kudus Relay Marathon.

Lim sukses menjuarai All England pertamanya pada tahun 1978 usai berhasil mengalahkan rekan sesama pebulu tangkis Indonesia, Rudy Hartono.

Kala itu, Lim menang dengan skor 15-10, 15-3 dan berhasil menggondol gelar juara All England di percobaan ketiganya.

Pasalnya, di dua tahun sebelumnya, Lim harus puas dengan gelar runner up karena ditaklukan Rudy Hartono (1976) dan Fleming Delfs (1977).

Selain All England, momen paling berkesan berikutnya di karier Lim adalah saat Thomas Cup 1984.

"Terus Thomas Cup 1984 dari kalah bisa menang itu satu hal menggembirakan, membanggakan," tambah Lim.

Membawa nama Indonesia, kala itu Lim dkk berhasil menang dengan skor ketat 3-2 dari China.

Awalnya, Lim gagal menyumbang poin saat turun di partai pertama sektor tunggal dan membuat China unggul 0-1.

Usai kegagalan Lim di partai pertama, Hastomo Arbi yang turun di partai kedua menyamakan keadaan dengan menang atas Han Jian 14-17, 15-6, 15-8.

Namun, pada partai ketiga, Indonesia kembali tertinggal usai Icuk Sugiarto takluk di tangan Yang Yang.

Pada partai keempat, ganda putra Indonesia, Cristian Hadinata/Hadibowo berhasil menyamakan keadaan menjadi 2-2.

Pada partai terakhir, Lim Swie King yang turun kembali di sektor ganda putra bersama Hariamanto Kartono sukses menjadi kunci kemenangan Indonesia.

Lim/Hariamanto menang atas Sun Zhian/Tian Bingyi dengan skor 18-14, 15-12.

Menjadi kunci kemenangan di Thomas Cup 1984, rupanya membuat Lim menjadikannya momen berkesan sepanjang karier.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo) on

 



Source : BolaStylo
Penulis : Ananda Lathifah Rozalina
Editor : Ananda Lathifah Rozalina
Video Pilihan