Mkhitaryan direkrut Setan Merah dari Borussia Dortmund pada Juli 2016 dengan harga 30 juta poundsterling.
Saat itu, Jose Mourinho memuji Mkhitaryan sebagai pemain berkualitas.
"Henrikh adalah pesepakbola berbakat yang memiliki peforma baik untuk klub dan negaranya. Dia adalah pemain yang memiliki skill bagus, visi, dan mempunyai mata yang baik untuk gol," kata Mourinho dikutip Bolastylo.com dari The Guardian.
Sebelum direkrut Manchester United, pemain berusia 30 tahun tersebut memainkan 140 penampilan dengan 41 gol dan 49 assist pada semua ajang bersama Borussia Dortmund.
Sementara Sanchez digaet The Gunners dengan biaya 35 juta poundserling pada Juli 2014.
Arsene Wenger pun ikut-ikutan bereaksi terhadap pemain incarannya tersebut.
"Alexis akan menjadi tambahan kekuatan, kreatifitas, dan memiliki kualitas untuk skuat kami dan kami menantikan dia bergabung dengan kami dalam beberapa minggu," kata Wenger dikutip BolaStylo.com dari BBC.
Sebelum digaet Wenger, pemain berusia 30 tahun itu mencatatkan penampilan baik bersama Barcelona dengan mencetak 47 gol dan 35 assist dari 141 penampilan pada semua ajang.
Baca Juga: Ini 2 Sosok Penting Di Balik Moncernya Teemu Pukki di Norwich City
Awal mula kisah Mkhitaryan dan Sanchez
Bagaikan cerita anak tiri dan anak emas, seperti itulah nasib Mkhitaryan dan Sanchez saat akan dilego oleh klubnya masing-masing.
Mkhitaryan dan Sanchez dijadikan ambisi pemuas nafsu mantan pelatih Manchester United dan Arsenal.
Saat Sanchez tak ingin menandatangani kontrak baru bersama Arsenal, Wenger pun tak ingin kehilangan anak emasnya secara gratis.
Baca Juga: Bojan Malisic Janjikan Satu Hal untuk Bobotoh Usai Didepak Persib Bandung
Mourinho yang mengamati kondisi kamar ganti Arsenal pun langsung memburu pemain yang menghancurkan Real Madrid itu.
Kala itu saat masih berseragam Barcelona, Sanchez pernah mengobrak-abrik pertahanan Real Madrid yang masih dilatih Mourinho.
Apalagi saat berseragam Arsenal, peforma Sanchez semakin bertambah gemilang.
Karena hal tersebut, Mourinho pun langsung menghubungi Wenger untuk mendatangkan Sanchez dari Arsenal.
Mourinho berusaha meyakinkan rivalnya tersebut dengan mengajak barter antara Mkhitaryan dan Sanchez.
Melihat nama Mkhitaryan sebagai bagian dari barter Sanchez, Wenger pun langsung setuju.
Mkhitaryan pun akhirnya menjadi pemain Arsenal dan Sanchez berseragam Manchester United pada Januari 2018 atau bursa transfer musim dingin.
Baca Juga: Ketika Manchester United Dibuat Gigit Jari Oleh Klub Semenjana Asal Spanyol
Memiliki takdir yang mirip setelah itu
Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa karier Mkhitaryan dan Sanchez bersama dua klub besar Liga Inggris hanya berakhir satu setengah tahun.
Mkhitaryan dan Sanchez memilih untuk melanjutkan karier di Liga Italia.
Prestasi Sanchez bersama Manchester United tak bisa dibilang bagus atau pun menarik, sebab dari 45 penampilannya, ia hanya mencetak 5 gol dan 9 assist.
Untuk ukuran pemain dengan gaji tertinggi di Liga Inggris, itu adalah sebuah malapetaka bagi Manchester United.
Pelatih baru Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer akhirnya memilih untuk menyingkirkan Sanchez dengan meminjamkannya ke Inter Milan.
Berbeda dengan Sanchez, Mkhitaryan selalu menjadi andalan Arsenal dibawah kepelatihan Unai Emery.
Mkhitaryan kerap dijadikan starter atau pun bermain dari bangku cadangan di Arsenal.
Meski tak tampil segarang di Borussia Dortmund dan Shakhtar Donetsk, Mkhitaryan masih menjadi bagian penting untuk menambah pemain kreatif di Arsenal.
Alhasil Mkhitaryan tampil di Arsenal sebanyak 59 kali dengan koleksi 9 gol dan 13 assist dari semua ajang.
Tentu dari segi statistik, Mkhitaryan lebih unggul daripada Sanchez.
Kini, Mkhitaryan dan Sanchez sudah resmi berseragam klub Italia.
Mkhitaryan memilih hengkang menuju ibukota Italia, Roma dan Sanchez menuju kota Milan.
Bersama dengan klub barunya, apakah karier Mkhitaryan dan Sanchez akan semakin menanjak?
Kemudian siapakah yang terbaik di antara Mkhitaryan dan Sanchez di dalam klub barunya?
Baca Juga: David Beckham Kirim Doa untuk Kevin Hart, Aktor Jumanji yang Tertipa Musibah
Source | : | The Guardian,Transfermarkt,bolastylo.bolasport.com,BBC |
Penulis | : | Fauzi Handoko Arif |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |