Revolusi Red Bull, dari Minuman Hingga Rumor Menuju Inggris

Mutiara Kurnia Gusti Jumat, 4 Oktober 2019 | 15:30 WIB
Sebastian Vettel merayakan gelar juara dunia pertamanya bersama petinggi tim Red Bull di F1 Abu Dhabi 2010 (ausmotive.com)

Seperti New York red Bulls (2006), Red Bull Brazil (2007), Red Bull Leipzig (2009), FC Lieferig (2011), dan juga yang baru saja merepotkan Liverpool di UCL, Red Bull Salzburg (2005).

Perlahan namun pasti, Red Bull menjadi identik dengan semua olahraga.

Perlu diingat Red Bull adalah milik Dietrich Mateschitz, yang juga pemilik Manchester City, memiliki waralaba MLS di New York City FC, klub Australia Melbourne City FC, menjalankan investasi di klub Spanyol Girona dan juga investasi lainnya.

Tapi, tidak ada yang mengalahkan kekejaman Red Bull dalam proses komersialisasi.

Pertama kali perpindahan mereka ke sepak bola menghadirkan banyak kontroversi.

Para pemain Red Bull Salzburg merayakan gol mereka ke gawang Lazio dalam partai Liga Europa di Salzb

Mengambil alih klub Austria Salzburg untuk pertama kali pada 2005, Red Bull langsung melakukan pergantian nama klub menjadi Red Bull Salzburg yang berimbas pada perubahan dalam manajemen dan staff.

Selain itu, Red Bull juga mengganti skema warna jersey menjadi putih merah, yang hingga saat ini digunakan oleh semua klub Red Bull.

Ini menghilangkan citra sebelumnya dari Salzburg yang sebelumnya bewarna ungu.

Banyak desas-desus Red Bull ingin membentangkan sayapnya di sepak bola Inggris.



Source : Daily Mail
Penulis : Mutiara Kurnia Gusti
Editor : Ananda Lathifah Rozalina
Video Pilihan