Namun, di sisi lain Gufron juga mengaku sedih karena tim yang dibelanya saat ini menang di tanah kelahirannya sendiri.
"Kami semua bersyukur karena PSS Sleman bisa mendapatkan poin penuh yang berharga," kata Gufron di depan awak media seusai pertandingan seperti dikutip BolaStylo.com dari Tribun Jogja.
Baca Juga: Jadwal Macau Open 2019 - Tujuh Wakil Indonesia Berebut Tiket Babak Kedua
"Mudah-mudahan ke depan lebih baik lagi. Tapi sebagai orang Surabaya banyak sedihnya," ujar Gufron yang kemudian tertunduk tak kuasa menahan tangis.
Di hadapan awak media, Gufron kemudian mengangkat tangan kanannya sebagai tanda minta maaf lantaran tak mampu melanjutkan kata-katanya.
Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiantoro, pun mencoba menenangkan mantan pemain Persis Solo tersebut.
Baca Juga: Berharap Bantuan dari Lionel Messi, De Ligt Hengkang dari Juventus?
"Dia tidak bisa katakan sesuatu, karena secara profesional masih berjuang untuk Sleman," ujar Seto.
"Tapi secara individu keinginan pribadi punya jiwa di Persebaya karena lahir dan besar di Surabaya," ucap Seto menambahkan.
Laga Persebaya kontra PSS Sleman sempat diwarnai kericuhan.
Baca Juga: Ditolak McGregor, Rekan Khabib Nurmagomedov Lemparkan Kalimat Menohok
Para pendukung tuan rumah tampak turun ke lapangan setelah wasit meniup peluit sebagai tanda akhir pertandingan.
Hasil kurang memuaskan yang diraih Persebaya selama enam laga terakhir disebut-sebut sebagai penyebab ulah para suporter tersebut.
Akibat insiden kericuhan itu, sejumlah fasilitas di Stadion Gelora Bung Tomo rusak.