BolaStylo.com - Seorang pesepak bola yang harusnya diprediksi bisa bersinar beberapa tahun lalu justru hancur hanya karena satu panggilan telfon.
Ada yang ingat nama Adriano? pesepak bola asal Brasil itu sempat digadang-gadang sebagai pesepak bola bermasa depan cerah di sekitar tahun 2000an.
Kala berada di Inter Milan, rekan-rekannya menyebutnya sebagai perpaduan antara Zlatan Ibrahimovic dan legenda sepak bola Brasil Ronaldo Nazario.
Adri berhasil mencuri perhatian saat menjadi pahlawan nasional Timnas Brasil di Copa Amerika saat menghadapi Argentina pada 2004.
Adri berhasil mencetak gol di babak tambahan yang membuat Brasil berhasil membuat kedudukan imbang yang memberikan keuntungan bagi Brasil.
Berkat gol tersebut, Brasil dan Argentina melakoni adu penalti dan berhasil menang 4-2 dalam adu penalti tersebut.
Hasil itu pun semakin menguatkan anggapan jika Adriano akan jadi bintang masa depan.
Namun, seminggu berselang, karier Adriano justru hancur karena sebuah panggilan telfon saat pelatihan pra-musim.
Baca Juga: Ditanyai Soal Status Asmaranya Saat Konferensi Pers, Ronda Rousey Malah Sebut Aplikasi Cari Jodoh
Penyerang yang saat kejadian itu masih berusia 22 tahun itu diketahui mendapatkan sebuah panggilan telfon perihal kabar kematian sang ayah.
Adriano mendapati kabar jika sang ayah telah meninggal dunia akibat kondisi kesehatan yang memang sebelumnya telah lemah.
"Dia mendapatkan telfon dari Brasil 'Adri ayah telah meninggal dunia'," kenang legenda Inter Milan, Javier Zanetti.
Zanetti lantas menuturkan betapa menyedihkannya kondisi Adriano saat itu.
"Aku melihatnya di ruangannya, dia membuang ponsel dan mulai berteriak, kalian tidak bisa membanyangkan bagaimana dia teriakannya, aku bahkan merinding hari itu," tutur Zanetti.
Setelah teriakan kesedihan itu, Adriano kehilangan semangatnya dalam bermain bola.
Zanetti menceritakan jika Adriano yang biasanya kerap mencetak gol berubah sejak kabar kematian sang ayah yang diterimanya.
"Dia terus bermain bola, mencetak gol dan menunjuk ke langit yang didedikasikannya untuk sang ayah. Tapi, setelah panggilan telfon tersebut tidak ada yang sama lagi," cerita Zanetti.
"Ivan Cordoba menghabiskan semalam dengannya dan berkata 'Adri kamu adalah perpaduan Ronaldo dan Zlatan Ibrahimovic, sadarkah kamu bahwa kamu bisa menjadi pemain terbaik yang pernah ada?" lanjut cerita Zanetti.
Sayangnya, meski dimotivasi begitu, Adri tampak sudah kehilangan semangatnya dan menjawab.
"Kematian ayahku meninggalkan kekosongan besar dalam diriku," tutur Adriano.
Setelah itu, Adriano rupanya mulai gemar minum-minum.
Ia bahkan sempat datang ke pelatihan dalam kondisi mabuk.
"Aku merasa sendiri, sedih dan depresi di Italia, dan saat itulah aku mulai minum-minum."
"Aku tida tahu bagaimana menyembunyikannya, aku mabuk bahkan saat latihan, aku benar-benar mabuk. Mereka membawaku ke ruang kesehatan untuk tidur dan mengatakan pada pers jika aku mengalami masalah otot," aku Adriano.
Adriano juga mengaku jika ia sudah menenggak berbagai jenis minuman beralkohol dari mulai bir, whiskey hingga vodka untuk lari dari kehidupan kala itu.
Inter menutupi sikap Adriano kala itu dengan kabar cedera sehingga tidak ada yang akan menghujatnya.
Meski begitu, kondisi Adriano tampaknya tak membaik sepenuhnya.
Ia dan sederet bintang lainnya seperti Kaka, Ronaldo dan Ronaldinho gagal membawa Brasil memenangi Piala Dunia 2006.
Setahun setelah Piala Dunia 2006, Adriano sempat kembali ke Brasil, Inter bahkan membantu mengobati kerinduan Adriano akan kampung halaman dengan meminjamkannya pada klub Brasil Sao Paulo.
Inter juga akhirnya membiarkan Adriano pindah ke klub Brasil Flamengo dengan status bebas transfer.
Berdasarkan data Transfermarkt, Adriano sempat kembali ke Liga Italia sebentar pada 2010 saat bergabung dengan AS Roma.
Namun, ia kembali dilepas dan kembali bergabung dengan klub Brasil, Corinthians.
Setelah itu, Adriano berpindah-pindah klub terus hingga akhirnya ia pensiun pada 2016.
Selama kariernya, Adriano total berhasil mencetak 137 gol di berbagai kompetisi yang dilakoninya bersama klub.
Dalam catatannya, Adriano juga berhasil merasakan merengkuh trofi juara Liga Italia 4 kali , 3 kali Italian Super Cup dan 2 kali Italian Cup dengan Inter Milan, kemudian dua kali Brazilian Champions dengan Corinthians di 2009 dan Flamengo di 2009.
Dengan Timnas Brasil, Adriano perna merasakan trofi juara Copa America pada musim kompetisi 2003/2004.
Ia juga sempat tiga kali berhasil menyandang gelar top skorer dalam kariernya.
Setelah berhenti dari dunia sepak bola ada kabar yang menyebutkan jika Adriano kini terlibat dengan mafia di negaranya.
Beberapa gambar muncul memperlihatkan dirinya dikelilingi anggota geng kriminal yang terkenal kejam di lingkungannya.
Namun, terlepas dari kabar itu, Adriano tampak menikmati waktunya bersama keluarga.
Hal itu terlihat dari berbagai unggahan kun Instagram pesepak bola asal Brasil tersebut.
Source | : | Sportbible |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |