BolaStylo.com - Tunggal putra Thailand, Kunlavut Vitidsarn termakan strateginya sendiri gara-gara menganggap enteng Lin Dan.
Pepatah senjata makan tuan agaknya cocok bagi Kunlavut Vitidsarn saat menjalani babak pertama All England 2020.
Pasalnya, pebulu tangkis berusia 18 tahun asal Thailand itu termakan strateginya sendiri saat menghadapi lawan pertamanya di All England 2020, Lin Dan.
Lin Dan memang tergolong pebulu tangkis senior yang sudah cukup berusia.
Tunggal putra asal China itu memiliki usia 36 tahun yang tentu membuat kondisi fisiknya berbeda dengan Kunlavut.
Mengetahui lawannya memiliki usia dua kali usianya, Kunlavut pun sempat menganggap enteng kebugaran fisik Lin Dan.
Baca Juga: Hasil All England 2020 - Indonesia Dominasi Daftar 5 Unggulan yang Tersingkir Prematur
Juara Dunia Junior 3 kali beruntun itu memprediksi jika Lin Dan akan gampang lelah, mengingat fisik Lin Dan tak semuda dirinya.
"Saya memiliki kendali yang baik terhadap shuttle pada pertandingan pertama. Saya tidak merasakan tekanan apa pun, saya pikir saya lebih muda darinya dan saya memainkan gaya saya. Ini adalah turnamen besar, Super 1000, dan saya ingin melakukannya dengan baik. Dia adalah juara Olimpiade dan dunia dan saya pikir saya harus melakukannya dengan baik," komentar Kunlavut sebagaimana dilansir dari laman resmi BWF.
Dengan anggapan itu, Kunlavut pun melakukan strategi permainan cepat dan ngegas.
Namun, Lin Dan yang sudah berpengalaman rupanya tak lantas kalah dengan mudah.
"Di game kedua saya mencoba untuk mendorong kecepatan karena saya ingin menekannya. Saya memiliki dua match point, tetapi ia memiliki banyak pengalaman. Saya pikir dia akan lelah dan saya memainkan permainan cepat. Pelatih saya meminta saya untuk bermain cepat, dan saya mendorong. Dia menungguku," tutur Kunlavut.
Di gim pertama Lin Dan memang kalah, tapi di gim kedua Lin Dan berhasil menang tipis.
Pada gim ketiga, Kunlavut termakan strateginya sendiri.
Akibat ngegas di dua gim awal, Kunlavut mengakui kelelahan di gim ketiga dan jutsru kalah dari Lin Dan dengan skor cukup dramatis, 21-13, 20-22, 10-21.
"Saya terlalu putus asa untuk menang, dan pada setiap titik dia menekan saya, karena dia sangat baik. Smashnya sangat sulit dibaca. Pada game ketiga saya sedikit lelah, karena saya telah mendorong begitu keras dalam dua game pertama. Saya ingin mempelajari kontrol dan serangannya, setengah tabrakannya, sangat cepat," jelas Kunlavut.
Source | : | BWF |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |