Juara Dunia Junior 3 kali beruntun itu memprediksi jika Lin Dan akan gampang lelah, mengingat fisik Lin Dan tak semuda dirinya.
"Saya memiliki kendali yang baik terhadap shuttle pada pertandingan pertama. Saya tidak merasakan tekanan apa pun, saya pikir saya lebih muda darinya dan saya memainkan gaya saya. Ini adalah turnamen besar, Super 1000, dan saya ingin melakukannya dengan baik. Dia adalah juara Olimpiade dan dunia dan saya pikir saya harus melakukannya dengan baik," komentar Kunlavut sebagaimana dilansir dari laman resmi BWF.
Dengan anggapan itu, Kunlavut pun melakukan strategi permainan cepat dan ngegas.
Namun, Lin Dan yang sudah berpengalaman rupanya tak lantas kalah dengan mudah.
"Di game kedua saya mencoba untuk mendorong kecepatan karena saya ingin menekannya. Saya memiliki dua match point, tetapi ia memiliki banyak pengalaman. Saya pikir dia akan lelah dan saya memainkan permainan cepat. Pelatih saya meminta saya untuk bermain cepat, dan saya mendorong. Dia menungguku," tutur Kunlavut.
Di gim pertama Lin Dan memang kalah, tapi di gim kedua Lin Dan berhasil menang tipis.
Pada gim ketiga, Kunlavut termakan strateginya sendiri.
Akibat ngegas di dua gim awal, Kunlavut mengakui kelelahan di gim ketiga dan jutsru kalah dari Lin Dan dengan skor cukup dramatis, 21-13, 20-22, 10-21.
"Saya terlalu putus asa untuk menang, dan pada setiap titik dia menekan saya, karena dia sangat baik. Smashnya sangat sulit dibaca. Pada game ketiga saya sedikit lelah, karena saya telah mendorong begitu keras dalam dua game pertama. Saya ingin mempelajari kontrol dan serangannya, setengah tabrakannya, sangat cepat," jelas Kunlavut.
Source | : | BWF |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |