Pria China Tewas karena Hantavirus, Kenali Gejala, Proses Penularan, hingga Vaksinasi

Aziz Gancar Widyamukti Rabu, 25 Maret 2020 | 19:26 WIB
Setelah virus corona, China kembali dipusingkan dengan virus yang berasal dari tikus bernama hantavirus atau virus hanta. (Pixabay)

BolaStylo.com - Belum selesai kasus virus corona, kini muncul kabar seorang pria di China tewas akibat terjangkit Hantavirus atau virus hanta.

Seorang pria asal Yunnan, China dikabarkan tewas bukan karena virus corona atau Covid-19, melainkan akibat hantavirus.

Dilansir dari China Global Times, pria tersebut tewas di dalam bus ketika berada dalam perjalanan pulang menuju Provinsi Shandong, Senin (23/3/2020).

Sebanyak 32 peumpang lainnya yang ada di dalam bus itu akhirnya dites untuk mengetahui apakah hantavirus merupakan penyakit menular atau tidak.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Dapat Kabar Bagus saat Isolasi Mandiri di Portugal

Tak dipungkiri kabar pria yang tewas akibat hantavirus memang cukup meresahkan publik.

Pasalnya, hantavirus muncul saat pandemi virus corona atau Covid-19 belum mampu diatasi hingga kini.

Untuk itu, ada baiknya pembaca BolaStylo.com mengenali lebih dekat apa itu hantavirus.

Baca Juga: Perangi Corona, Barcelona Pinjamkan Camp Nou untuk Pasien Covid-19

Dilansir dari Kompas.com, infeksi hantavirus disebabkan oleh virus Hanta genus Hantavirus, famili Bunyaviridae.

Virus ini memiliki single stranded RNA, yang mempunyai tiga segmen berbentuk sferikal dengan diameter 80-120 nm dan panjang mencapai 170 nm.

Hantavirus beramplop sehingga tidak tahan terhadap pelarut lemak, seperti deterjen, pelarut organik, dan hipoklorit, dapat juga diinaktivasi dengan pemanasan dan sinar ultraviolet.

Baca Juga: Persib Bandung Liburkan Tim karena Virus Corona, Pemain Pilih Mudik

Proses penularan Penularan hantavirus ke manusia dapat terjadi baik melalui kontak dengan hewan reservoir rodensia yang terinfeksi maupun kontak dengan ekskresinya seperti saliva, urine, atau feses.

Penularan pada manusia juga dapat terjadi melalui aerosol dari debu atau benda-benda yang telah terkontaminasi oleh urine dan feses rodensia yang mengandung hantavirus. Penularan dari manusia ke manusia juga belum pernah dilaporkan.

Periode viremia hantavirus pada manusia sangat singkat sehingga sulit untuk dideteksi keberadaannya dalam darah.

Baca Juga: Begini Jadinya Jika Mike Tyson Jadi Wasit MMA, Masih Terlihat Mengintimidasi!

Gejala klinis Infeksi hanta menyebabkan Haemorrhagic Fever and Renal Syndrome (HFRS) dan Haemorrhagic Pulmonary Syndrome (HPS) pada manusia.

Masa inkubasi penyakit hanta berkisar antara 2-8 minggu. Situasi infeksi hantavirus di dunia Penyebaran infeksi hantavirus dengan gejala klinis pada manusia ini banyak ditemukan di China dan Korea.

China merupakan negara terendemis untuk penyakit hanta, hal ini terlihat dari laporan yang menyatakan bahwa 70-90 persen kasus infeksi hanta di dunia terjadi di China, sedangkan urutan kedua terdapat di Korea hingga tahun 1996.

Baca Juga: 4 Pemain Persib Paling Berjasa Kala Wander Luiz Garang di Liga 1 2020

Pemberian vaksinasi telah dimulai tahun 1991 di Korea, yang berdampak sangat signifikan dengan penurunan kasus yang sangat drastis pada tahun 1998.

Pengendalian penyakit Vaksinasi dinilai masih efektif untuk pencegahan infeksi hantavirus sehingga telah dikembangkan vaksin multivalent rekombinan yang terdiri dari beberapa strain/serotype hantavirus yang dapat mencegah infeksi hantavirus.

Vaksin hanta yang berasal dari jaringan ginjal garbil dan hamster telah banyak diproduksi.

Di China dan Korea, pemberian vaksinasi hantavirus dapat menurunkan kasus infeksi pada manusia secara drastis.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo) on



Source : kompas
Penulis : Aziz Gancar Widyamukti
Editor : Aziz Gancar Widyamukti
Video Pilihan