Pria China Tewas karena Hantavirus, Kenali Gejala, Proses Penularan, hingga Vaksinasi

Aziz Gancar Widyamukti Rabu, 25 Maret 2020 | 19:26 WIB
Setelah virus corona, China kembali dipusingkan dengan virus yang berasal dari tikus bernama hantavirus atau virus hanta. (Pixabay)

Virus ini memiliki single stranded RNA, yang mempunyai tiga segmen berbentuk sferikal dengan diameter 80-120 nm dan panjang mencapai 170 nm.

Hantavirus beramplop sehingga tidak tahan terhadap pelarut lemak, seperti deterjen, pelarut organik, dan hipoklorit, dapat juga diinaktivasi dengan pemanasan dan sinar ultraviolet.

Baca Juga: Persib Bandung Liburkan Tim karena Virus Corona, Pemain Pilih Mudik

Proses penularan Penularan hantavirus ke manusia dapat terjadi baik melalui kontak dengan hewan reservoir rodensia yang terinfeksi maupun kontak dengan ekskresinya seperti saliva, urine, atau feses.

Penularan pada manusia juga dapat terjadi melalui aerosol dari debu atau benda-benda yang telah terkontaminasi oleh urine dan feses rodensia yang mengandung hantavirus. Penularan dari manusia ke manusia juga belum pernah dilaporkan.

Periode viremia hantavirus pada manusia sangat singkat sehingga sulit untuk dideteksi keberadaannya dalam darah.

Baca Juga: Begini Jadinya Jika Mike Tyson Jadi Wasit MMA, Masih Terlihat Mengintimidasi!

Gejala klinis Infeksi hanta menyebabkan Haemorrhagic Fever and Renal Syndrome (HFRS) dan Haemorrhagic Pulmonary Syndrome (HPS) pada manusia.

Masa inkubasi penyakit hanta berkisar antara 2-8 minggu. Situasi infeksi hantavirus di dunia Penyebaran infeksi hantavirus dengan gejala klinis pada manusia ini banyak ditemukan di China dan Korea.

China merupakan negara terendemis untuk penyakit hanta, hal ini terlihat dari laporan yang menyatakan bahwa 70-90 persen kasus infeksi hanta di dunia terjadi di China, sedangkan urutan kedua terdapat di Korea hingga tahun 1996.



Source : kompas
Penulis : Aziz Gancar Widyamukti
Editor : Aziz Gancar Widyamukti
Video Pilihan