Saat ini, terdapat gejala Obsessive-compulsive disorder (OCD), yaitu gangguan kecemasan umum, sosial, dan perpisahan.
Seorang psikolog asal Amerika Serikat, Patrick McGrath menjelaskan terjadinya OCD yang menimbulkan krisis di tengah pandemi virus corona.
"Gangguan kecemasan selalu didasarkan pada dua kata, 'bagaimana jika', yang diikuti denan skenario terburuk yang bisa dibuat oleh otak," ungkap Patrick dilansir BolaStylo.com dari Time.com.
"Ketika kecemasan dan stres negatif terjadi berlebihan, akan mengganggu fungsi sehari-hari, dan menimbulkan penderitaan, itu indikasi munculnya gangguan cemas," imbuhnya.
Baca Juga: Tips Hindari Kebiasaan Pegang Wajah Demi Kurangi Resiko Terinfeksi Covid-19
Ia menambahkan, kecemasan yang berlebihan bisa memunculkan gejala fisik dan psikologis yang sebelumnya tidak ada di tubuh kita.
Ternyata, gejala tersebut mirip dengan indikasi seseorang yang terinfeksi covid-19.
Gejala fisik yang tampak mirip dengan indikasi terinfeksi covid-19 ialah napas pendek.
Seseorang yang sehat tiba-tiba akan memiliki napas pendek seperti orang yang kesulitan bernapas jika mengalami gejala kecemasan.
Padahal sebenarnya jika dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi fisiknya tidak ditemukan kelainan apa pun di dalam tubuh.
Baca Juga: Viral Berjemur Pagi Bisa Cegah Virus Corona, Begini Penjelasan dari Dokter
Source | : | time.com,bolastylo.bolasport.com |
Penulis | : | Reno Kusdaroji |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |