Ketahui 3 Jenis Tes Virus Corona atau COVID-19 yang Diterapkan di Indonesia

Eko Isdiyanto Sabtu, 4 April 2020 | 15:04 WIB
Ilustrasi Tes Virus Corona (kompas.com)

BolaStylo.com - Terdapat beberapa jenis cara tes virus corona atau COVID-19 yang diterapkan di Indonesia, terlepas dari masing-masing tes yang dipakai di berbagai negara.

Pandemi virus corona dapat dikatakan sebagai momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia pada saat ini meski sudah dilakukan pencegahan.

Selain itu, terdapat pula cara yang diterapkan Indonesia untuk memastikan apakah seseorang terinfeksi virus corona atau tidak.

Namun, sebelum dilakukannya tes virus corona penting untuk diketahui bahwa tiap negara memiliki prioritas terhadap masyarakat yang harus di tes.

Banyak pihak mengklaim bahwa tidak semua orang perlu melakukan tes COVID-19, tak hanya di Indonesia, aturan ini juga diberlakukan di beberapa negara lain.

Baca Juga: Yuk! Intip Isi Jet Mewah Lionel Messi yang Bernilai 241 Miliar

Seperti masyarakat yang tidak memiliki gejala sama sekali atau hanya menunjukkan gejala ringan dan bisa pulih kembali.

Dilansir BolaStylo.com dari Halodoc, berikut ini beberapa tes virus corona atau COVID-19 yang diberlakukan di Indonesia pada saat ini.

1. Tes Cepat Molekuler (TCM)

Tes ini pada umumnya digunakan untuk melakukan diagnosis penyakut TB (Tuberkulosis) berdasarkan pemeriksaan molekuler.

Untuk pemeriksaan virus corona, dilakukan dengan menggunakan dahak dan amplifikasi asam nukleat berbasis catridge.

Baca Juga: Lautaro Martinez Digadang-gadang Bakal Jadi Partner Maut Lionel Messi

Virus corona atau virus SARS-CoV-2 diidentikfikasi terhadap RNA yang memakai cartridge khusus, hasil tes memakai cara ini terbilang cukup cepat.

Hasilnya bisa diketahui hanya dalam waktu kurang lebih dalam dua jam, seseorang bisa melakukan pemeriksaan RCM pada 132 rumah sakit dan beberapa puskesmas yang direkomendasikan.

2. Polymerase Chain Reaction (PCR)

Jenis pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menggunakan sampel lendir yang terdapat di hidung dan tenggorokan.

Dua tempat tersebut dipilih karerna menjadi tempat virus bisa menggandakan jumlah mereka, namun sampel ini juga bisa didapatkan dari bagian lain.

Baca Juga: Terjerat Kasus Pengeroyokan, Unggahan Terbaru Saddil Ramdani Tunjukkan Dirinya Kuat

Seperti sampel carian dari pernapasan bawah, tinja juga bisa menjadi bahan pilihan untuk melakukan tes ini karena virus yang aktif memiliki material genetika, bisa berupa DNA dan RNA.

Pada Virus corona, material genetik ini disebut dengan RNA, nantinya material tersebut diamplifikasi menggunakan RT-PCR yang bisa dideteksi.

Berbeda dengan TCM, penggunaan metode pemeriksaan ini membutuhkan waktu lebih lama dan untuk mendapatkan hasil harus melalui dua kali proses, ekstraksi dan amplifikasi.

3. Rapid Test

Pemeriksaan Rapid Test sangat berbeda dengan dua jenis pemeriksaan sebelumnya, tes ini menggunakan darah sebagai sampel untuk dilakukan pengujian.

Baca Juga: Stres Melanda saat Istirahat WFH? Redakan dengan Beres-beres Rumah

Darah yang dipakai bisa untuk mendeteksi imunoglobulin, imunoglobulin adalah antibodi yang terbentuk ketika tubuh mengalami infeksi.

Proses Rapid Test bisa dilakukan di mana saja, sementara waktu untuk melakukannya juga tidak lama, kurang lebih sekitar 15 sampai 20 menit.

Meski demikian, tes ini memiliki kekurangan karena bisa menghasilkan false negative atau kondisi ketika hasil tes menunjukkan negatif tetapi sebenarnya positif.

Pada umumnya, keadaan ini terjadi pada saat tes dilakukan kurang dari tujuh hari setelah seseorang terinfeksi virus.

Baca Juga: Bukan Mike Tyson, Ini Petinju yang Miliki Rasio KO Paling Unggul di Kelas Berat



Source : Halodoc.com
Penulis : Eko Isdiyanto
Editor : Eko Isdiyanto
Video Pilihan