Merasa jadi Kambing Hitam, Wayne Rooney Kritik Keras Pemerintahan!

Reno Kusdaroji Minggu, 5 April 2020 | 18:11 WIB
Penyerang Derby County, Wayne Rooney. (TWITTER.COM/MANUTD)

BolaStylo.com - Mantan kapten Manchester United, Wayne Rooney mengkritik kebijakan pihak berwenang yang menerapkan pemotongan gaji kepada pesepak bola di Inggris.

Wayne Rooney mencap pemerintah dan pihak penyelenggara Liga Inggris menempatkan pesepak bola dalam 'situasi tidak diuntungkan' di tengah pandemi covid-19.

Wayne Rooney sangat tidak setuju jika pihak berwenang menyamaratakan semua pesepakbola dan langsung memberlakukan potongan gaji sebesar 30 persen.

Hal tersebut merupakan salah satu strategi penangguhan Liga Inggris yang dibahas di dalam konferensi FA (Asosiasi Sepakbola Inggris) dan Asosiasi Manajer Liga bersama Menteri Kesehatan, Matt Hancock.

Mantan kapten Manchester United itu menyebut rekan-rekan sepak bolanya menjadi 'kambing hitam' sebagai solusi dari masalah pemerintahan dalam menghadapi covid-19.

Baca Juga: 5 Tatanan Rambut 'Mengerikan' di Dunia Sepak Bola, Nomor 1 Nggak Ada Duanya

Meskipun mengkritik keras kebijakan ini, Rooney juga siap berkontribusi dalam memberikan sumbangan langsung kepada NHS (program layanan kesehatan di Inggris).

Namun, ia tetap bersikeras menolak pemotongan gaji yang diberikan kepada para pemain.

"Saya berada di posisi dimana saya bisa memberikan sesuatu, namun tidak semua pesepakbola berada di posisi yang sama," ungkap Rooney dilanisr BolaStylo.com dari The National.

"Tiba-tiba semua pesepak bola ditempatkan dengan permintaan pemotogan gaji sampai 30 persen, mengapa para pesepakbola malah dijadikan kambing hitam?

Baca Juga: COVID-19 di Vietnam, Wakil Park Hang-seo: Tak Baik Minta Coach Potong Gaji!

"Apakah dia (pemerintah) putus asa untuk menangani masalah (covid-19) di tengah pandemi ini?

"Rasanya aneh bagi saya karena setiap keputusan dalam proses ini dilakukan secara tertutup dan hanya hasil akhirnya yang diumumkan ke publik.

"Rasanya seperti memalukan para pemain untuk memaksa mereka mengambil tagihan dengan pendapatan yang hilang," pungkasnya dengan kesal.

Hingga saat ini, pihak pemerintahan Inggris dan FA memutuskan untuk mewujudkan pemotongan gaji pemain sebesar 30 persen.

Hal tersebut dilakukan demi menelan biaya 200 juta poundsterling dalam pendapatan pajak negara yang hilang.

Baca Juga: Asal Muasal Nama Kento Momota, Terinspirasi dari Superhero DC!

 



Source : TheNational.ae,bolastylo.bolasport.com
Penulis : Reno Kusdaroji
Editor : Ananda Lathifah Rozalina
Video Pilihan