BolaStylo.com - Tunggal putra Malaysia, Liew Daren mengungkapkan cerita "Patah hati" yang dialaminya 6 tahun silam di Thomas Cup 2014.
Thomas Cup 2014 menjadi kompetisi yang mematahkan hati negara tetangga Indonesia, Malaysia dan tunggal putra mereka, Liew Daren.
Dalam kompetisi yang berlangsung di Siri Fort Sports Complex, New Delhi, India itu Malaysia sejatinya hampir meraih trofi juara.
Tim putra Malaysia berhasil melaju ke babak final usai sebelumnya menaklukan Indonesia dengan skor 3-0 di babak semifinal.
Baca Juga: Bagus Kahfi Jawab Pertanyaan Netizen Soal Karier Lain di Luar Dunia Sepak Bola
Melaju ke babak final, tim putra Malaysia yang dikapteni Liew Daren pun harus bertemu tim Jepang.
Menghadapi tim Jepang kala itu, Malaysia bermain imbang 2-2 hingga partai keempat.
Di partai kelima, nasib Malaysia ditentukan oleh kapten mereka Liew Daren sementara Jepang menurunkan Takuma Ueda.
Memikul beban berat sebagai penentu, Liew Daren gagal usai kalah dengan skor 12-21, 21-18, 17-21 atas Takuma Ueda.
Hari itu menjadi hari dimana Liew Daren merasa sangat sedih, ia pun mengaku sampai menangis.
Daren mengaku dia tak bisa lagi menahan air matanya begitu keluar lapangan.
"Aku tidak bisa menahan air mataku segera mungkin sebagaimana aku keluar dari lapangan. Aku benar-benar hancur dengan kekalahan," cerita Daren.
"Aku merasa aku bisa menang setelah comeback di gim kedua dan aku sangat ingin menang, untuk negara, tim dan diriku sendiri, sebagaiamana aku tidak memenangkan satu pun pertandingan. Itu bisa menjadi momen perubahan dalam hidup yang berarti segalanya bagiku sebagai seorang pebulu tangkis nasional tapi aku menghancurkannya di akhir dan membuat semua orang kecewa," ungkap Daren.
Kekecewaan itu semakin jelas saat kembali ke ruang ganti, teman-teman Liew Daren tak ada yang berbicara, mereka semua diam dlaam kesedihan.
"Kembali ke ruang ganti, tidak ada percakapan. Semua orang terlalau sedih untuk mengatakan sesuatu," tutur Daren.
Kekalahan Malaysia di Thomas Cup 2014 memang menjadi hal yang mematahkan hati.
Mengingat, itu adalah kesempatan Malaysia bisa kembali juara setelah terakhir meraih trofi Piala Thomas pada tahun 1992 silam.
Source | : | the star |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |