BolaStylo.com - Terdapat cerita menarik tentang Muhammad Ali yang pernah menolak wajib militer Amerika Serikat untuk perang Vietnam setelah mualaf.
Tepat di tahun 1964, petinju berjuluk The Greatest dengan nama asli Cassius Clay resmi menasbihkan dirinya menjadi Muhammad Ali.
Muhammad Ali memegang teguh keyakinan Islan dan dengan lantang diskriminasi yang sempat dialami agamanya di Amerika Serikat.
Ia meyakinkan diri untuk mualaf di tengah adanya diskriminasi keturunan Afrika-Amerika yang terjadi di Amerika Serikat pada saat itu.
Keputusan untuk memeluk Islam juga bukan didasari karena sensasi, tetapi dibuktikan Ali lewat ajaran-ajaran agama.
Baca Juga: Terungkap Sosok yang Bikin Mike Tyson Masuk Islam, Siapa Dia?
Salah satunya dibuktikan ketika Muhammad Ali menolak untuk mengikuti wajib militer Amerika Serikat untuk perang Vietnam 1967.
Keputusan tersebut disebut langkah besar Ali dalam menunjukkan identitas dirinya sebagai muslim.
"Hari nurani saya tidak membiarkan saya membunuh saudara saya," ucap Muhammad Ali seperti dikutip BolaStylo.com dari Washington Post.
"Atau orang dengan kulit lebih gelap, atau orang-orang atas nama Amerika dengan sangat kuat.
Baca Juga: Jalani Puasa Ramadan, Mualaf MMA Ini Sebut Dampak yang Dirasakan
"Mereka tidak pernah menghina saya, tidak merampas kewarganegaraan saya, tidak memperkosa atau membunuh ibu dan ayah saya.
"Untuk apa menembak mereka? bagaimana saya bisa menembak masyarakat miskin?" imbuhnya.
Karena pilihannya itu, Muhammad Ali harus menerima konsekuensi yakni lisensi yang dimilikinya dicabut.
Selama lebih dari tiga tahun Muhammad Ali tidak pernah naik ring tinju untuk bertanding.
Baca Juga: Khabib Ditantang Berlaga di One Championship Melawan Bocah 21 Tahun
Meski demikian, seiring dengan kebijakan perang Vietnam yang dianggap buruk karena menimbulkan banyak korban jiwa.
Pilihan Muhammad Ali untuk tidak mengikuti wajib militer disebut tepat oleh masyarakat Amerika Serikat.
Bagi Ali, keadilan yang ditegakkan lebih penting ketimbang harus ikut menjadi tentara di perang Vietnam.
Ia juga tidak menampik terancam masuk penjara karena pilihannya itu.
Baca Juga: Kisah Perjalanan Mike Tyson Masuk Islam, Berawal dari Balik Jeruji Besi
"Terdapat dua alternatif, bisa jadi saya dipenjara atau menjadi tentara," ujar Muhammad Ali.
"Saya selalu berkata terdapat alternatif lain, yaitu keadilan. Bila keadilan ditegakkan, saya tidak akan menjadi tentara atau dipenjara," imbuhnya.
Pada saat itu, Ali masih berada di usia keemasan antara 25 hingga 28 tahun, namun ia memilih untuk menunjukkan identitasnya sebagai muslim.
Yang menolak segala bentuk ketidakadilan, hingga akhirnya dia kembali ke ring tinju dan mempertahankan gelar juara dunia kelas berat.
Baca Juga: Ayah Alami Gejala COVID-19, Khabib: Rawat dan Hargai, Orang Tua Kunci Surga!
Source | : | berbagai sumber |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |