"Vale (Rossi) sangat kecewa pada minggu pertama. Kami memutuskan untuk mengubah sesuatu, ia sungguh ingin mencoba itu karena tidak ada yang sesuatu untuk merasa kehilangan," tutur Jarvis.
"Tapi, mengubah sesuatu dengan para teknisi Jepang tidaklah sederhana, karena kami butuh banyak data dan informasi dan pembalap lain lebih cepat tapi kenapa ini berada di jalur berbeda?" lanjutnya.
Jarvis menambahkan jika pembalap lain sudah cocok dengan settingan yang ada dan bertambah cepat.
Tapi, hal berbeda terjadi pada Rossi, dia justru kesulitan dan tidak nyaman.
"Kalian mendapati pembalap lain menjadi lebih cepat, Fabio dan Maverick tentu saja, dan juga Frankie dan kebanyakan Yamaha kami memiliki rentang pengaturan yang mirip. Zona tempat mereka bekerja cukup umum," ucap Jarvis Lian.
"Tapi, Vale berjuang untuk mengatasi hal itu, untuk merasa nyaman dan melakukannya untuknya selama satu setengah musim terkahir saya katakan," lanjutnya.
Berkat gagasan untuk mengubah motor yang akhirny diterima, Valentino Rossi akhirnya menemui kenyamanan pada motornya dan bisa membalap dengan lebih baik.
"Valentino mendorong, kami menerima dan membuat perubahan. Saya tidak akan mengatakan itu menyelesaikan semua masalahnya, tetapi dia merasa jauh lebih nyaman dengan motornya, rasanya seperti motornya lagi dan karenanya dapat mengendarainya dengan lebih baik," ungkap Lian.
Rossi memang kini sudah lebih baik dan terlihat nyaman dengan motornya di balapan terakhir di seri kedua, meski begitu, tidak ada yang tahu apakah "Rossi Style" ini akan bertahan di balapan MotoGP Republik Ceska 2020 mendatang.
Source | : | Crash.net |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |