BolaStylo.com - Tim bulu tangkis Indonesia telah menyatakan mundur dari kejuaraan beregu Piala Thomas dan Uber 2020 pada Oktober mendatang di Denmark.
Kabar mundurnya Indonesia dari Piala Thomas dan Uber 2020 itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto.
Tim bulu tangkis Indonesia memutuskan mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020 karena didasari tiga alasan utama.
Pertama, para atlet tim bulu tangkis Indonesia khawatir terhadap kemungkinan terpapar Covid-19 baik dalam perjalanan, di tempat transit, maupun di tempat pertandingan.
Kedua, atlet dan ofisial menyuarakan keraguan mereka untuk ambil bagian di turnamen bergengsi ini karena tidak ada jaminan dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) apabila ada anggota tim yang terjangkit virus corona.
Ketiga, mengacu pada dua alasan di atas, jajaran pimpinan PBSI yaitu Ketua Umum PP PBSI Wiranto, Wakil Ketua Umum I dan Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta, Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto, serta Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti memutuskan tim bulu tangkis Indonesia mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020.
Selain Indonesia, ada empat negara yang juga menyatakan mundur, seperti Australia, Taiwan, Thailand, dan Korea Selatan.
Baca Juga: Indonesia Mundur dari Piala Thomas dan Uber, Negara Tetangga Terima Keuntungan Paling Besar
Banyaknya negara yang memilih mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020 ini pun menuai beragam komentar publik.
Legenda bulu tangkis Malaysia, Rashid Sidek, juga turut mengomentari mundurnya Indonesia dan empat negara lainnya.
Menurut Rashid Sidek, lebih baik Piala Thomas dan Uber 2020 dibatalkan saja.
Baca Juga: Fakta di Balik Mundurnya Indonesia dari Piala Thomas & Uber 2020
Dia juga mengatakan, bahwa Piala Thomas dan Uber akan kehilangan gengsinya lantaran banyak negara peserta yang mundur.
"Kalau sudah sampai empat tim menarik diri, lebih baik ditunda saja," kata Rashid Sidek, dikutip BolaStylo.com dari Berita Harian, Sabtu (12/9/2020).
"Thailand dan Taiwan bisa dianggap tim yang kuat untuk rival Piala Thomas dan Uber tapi ketika mereka mundur dan digantikan oleh tim-tim dengan peringkat lebih rendah, kualitasnya pasti kurang."
Baca Juga: Covid-19 Buat Indonesia Mundur dari Piala Thomas & Uber 2020
"Jika ada tim yang menjadi juara nanti, kepuasannya pasti tidak akan sama dibandingkan jika semua tim utama ikut," ujarnya.
BWF sebelumnya mengirim undangan ke Hong Kong dan Singapura untuk menggantikan tim yang mundur.
Akan tetapi, tetapi undangan dari BWF ditolak oleh kedua negara.
Baca Juga: Satu Grup dengan Indonesia di Piala Thomas 2020, Ini Kata Pelatih Malaysia
Hanya Finlandia yang dikabarnya bersedia bermain di kompetisi Piala Thomas.
Sementara itu, Swedia kabarnya juga menerima undangan untuk bertanding di Piala Uber.
Rashid Sidek menambahkan, BWF harus memprioritaskan keselamatan dan kesehatan pemain dan ofisial daripada memikirkan kerugian yang akan mereka tanggung jika memutuskan untuk menunda kompetisi Piala Thomas dan Uber 2020.
“Kami tidak bisa memikirkan untung rugi tapi perlu mengutamakan keamanan (pemain dan ofisial)."
"Kami tidak menyesal nanti,” kata Rashid yang mengangkat trofi Piala Thomas bersama tim Malaysia pada edisi 1992 di Kuala Lumpur.
Source | : | Berita Harian |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |