MotoGP Aragon 2020 - Fabio Quartararo Ungkap Biang Kerok Hari Penuh Musibahnya di Aragon

Ananda Lathifah Rozalina Senin, 19 Oktober 2020 | 07:35 WIB
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, pada balapan di Sirkuit Le Mans, Minggu (11/10/2020). (MOTOGP.COM)

 

BolaStylo.com - Pembalap Petronas Yamaha, Fabio Quatararo mengakui mengalami hari penuh musibah di MotoGP Aragon 2020 gara-gara ban.

Fabio Quartararo sejatinya memiliki peluang paling besar saat start MotoGP Aragon 2020 dimulai.

Pasalnya, pembalap Petronas Yamaha itu meraih pole position yang membuatnya start dari urutan pertama.

Sayang, saat balapan dimulai Fabio Quarataro justru gagal meraih posisi terdepan, ia sempat berada di urutan kedua pada lap pertama.

Di lap-lap berikutnya, Quartararo bukannya semakin baik malah semakin terpuruk.

Calon juara dunia itu malah terus merosot hingga berada di posisi belasan.

Quartararo pun akhirnya hanya finis di posisi ke-18.

Hasil itu membuat Quartararo merasa mengalami hari penuh musibah di MotoGP Aragon 2020.

"Hari ini adalah sebuah hari musibah," tutur Quartararo.

Belakangan, Quartararo menuturkan jika musibah yang terjadi padanya di MotoGP Aragon 2020 kali ini adalah karena tekanan di bagian ban depan.

"Kami perlu memikirkan mengapa tekanan depan benar-benar di luar kendali, di luar normal. Ini sangat aneh. Kami memiliki kecepatan untuk bertarung, saya tidak akan mengatakan kemenangan atau podium, tetapi lima atau enam besar," kata Quartararo.

"Itu akan bagus, tapi seperti yang saya katakan, ban depan lepas kendali dan kami tidak tahu mengapa. Ini adalah sesuatu yang perlu kami (selidiki) untuk balapan berikutnya."

Terkait pilihan bannya yang memilih paduan soft dan medium, Quartararo merasa itu sudah tepat, namun ada masalah dalam hal tekanan yang lebih tinggi di lap tiga ke atas.

"Tidak, bagi saya pilihan ban sudah tepat karena 3 lap pertama sempurna. Saya memiliki perasaan yang hebat dan saya mengendarai 48,6-48,5 yang tidak pernah saya lakukan selama akhir pekan dan perasaan dengan bagian depan bahkan lebih baik daripada yang lembut, Quartararo menjelaskan. Tapi masalahnya adalah dari lap 3 kami sudah mendapat tekanan jauh lebih tinggi dari biasanya.

Kondisi tersebut membuat Quartararo kesulitan mengontrol motornya dan melebar.

"Jadi saya tidak bisa mengerem, tidak bisa berbelok, tidak bisa menyandarkan sepeda. Itulah alasan mengapa saya melebar dan tidak bisa menghentikan motor."

"Sulit untuk memahami dan tim sekarang sedang mencari itu dan yang pasti kami perlu melihat dengan tepat apa masalahnya," jelas Quartararo.

Meski begitu, Quartararo merasa masih ada sedikit keberuntungan di pihaknya, karen Joan Mir yang merupakan rival terkuatnya dalam perburuan gelar juara dunia saat ini tidak menang.

"Tapi, itu bisa menjadi lebih buruk jika Mir menang," tutur Quartararo.

Hasil ini memang membuat Quartararo gagal mempertahankan posisinya sebagai calon terkuat pengejar gelar juara dunia di Klasemen MotoGP 2020.

Namun, kegagalan Mir finish di posisi pertama pada MotoGP Aragon setidaknya membuat selisih poin mereka tidak jauh-jauh amat.

Mir kini berhasil mengambil alih posisi puncak Klasemen dengan koleksi 121 poin sementara Quartararo ada di posisi kedua dengan 115 poin.



Source : Crash.net
Penulis : Ananda Lathifah Rozalina
Editor : Ananda Lathifah Rozalina
Video Pilihan