Pencapaian terbaik pebalap 41 tahun itu di Sirkuit Motorland Aragon adalah finis ketiga pada MotoGP 2016.
Terkait hal itu, Franco Morbidelli membeberkan kunci sukses bisa tampil stabil selama mengaspal di Aragon.
Baca Juga: Moto2 Teruel 2020 - Saran Manajer Tim agar Andi Gilang Bisa Raih Poin Perdana
"Saya makan dinamit untuk sarapan," kata Morbidelli dilansir dari laman resmi MotoGP.
"Saya merasa luar biasa di luar sana hari ini. Perasaan dengan motor ini luar biasa."
"Kami sedikit berjudi dengan pemilihan ban. Kami tahu kami harus melakukan sesuatu yang lebih, sesuatu yang lebih kuat dalam hal pemilihan ban," ujar Morbidelli menambahkan.
Baca Juga: MotoGP Teruel 2020 - Penyesalan Takaaki Nakagami dan Kelegawaan Honda
Kemenangan Morbidelli pada MotoGP Teruel sekaligus mengakhiri nasib buruk Yamaha di Sirkuit Aragon.
Kali terakhir tim pabrikan asal Jepang itu juara pada 2015 lewat aksi Jorge Lorenzo.
Adapun, podium terakhir yang mampu diraih Yamaha di Aragon terjadi pada 2016 berkat Jorge Lorenzo yang finis di posisi kedua dan Valentino Rossi di urutan ketiga.
Baca Juga: MotoGP 2020 - Soal Juara Dunia, Joan Mir dan Alex Rins Satu Suara
Morbidelli mengaku puas dengan penampilannya pada Moto2 Teruel.
Ia pun mempersembahkan kemenangannya untuk tim Yamaha.
"Kemenangan itu untuk tim karena mereka bekerja sangat baik, luar biasa, hingga larut malam di pitbox mencari tahu apa pilihan yang tepat, setting terbaik untuk kami pakai," kata Morbidelli.
"Kami sekarang 25 poin terpaut dari pemuncak. Aku rasa kami harus tetap agresif seperti hari ini juga ketika di Valencia dan Portimao," tutur Morbidelli.