Kita menggunakannya sepanjang waktu, baik untuk mendukung pekerjaan maupun pendidikan, atau pun sebagai sarana hiburan.
Kondisi ini membuat banyak orang melakukan beberapa pekerjaan sekaligus (multitasking).
Kamu mungkin pernah mendengar bahwa multitasking berdampak buruk bagi produktivitas serta merupakan kebiasaan yang dapat mengubah otak dan membuat seseorang kurang efektif.
Baca Juga: Jangan Makan Telur dengan 3 Makanan Ini, Bisa Bikin Keracunan!
Seorang ahli saraf dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Earl Miller mengatakan bahwa otak kita tidak bisa terhubung dengan baik terhadap banyak tugas.
Ketika orang-orang mengira mereka mampu melakukan banyak tugas, mereka sebenarnya hanya beralih dari satu tugas ke tugas lain dengan sangat cepat. Selain itu, setiap kali mereka melakukannya, ada konsekuensi kognitif yang menyertai.
"Multitasking juga meningkatkan hormon stres kortisol serta hormon fight or flight (melawan-atau-lari) adrenalin, yang dapat merangsang otak secara berlebihan dan dapat menyebabkan kabut mental atau pemikiran yang kacau," katanya.
3. Luapan informasi menyebabkan stimulasi otak berlebih
Banyaknya jumlah email, notifikasi media sosial, dan notifikasi lainnya yang kita terima bisa sangat membebani hari seseorang.
Aliran konten yang deras secara konstan jika tidak dikelola drngan baik dapat menyebabkan stres dan pengambilan keputusan yang berlebihan.
Source | : | kompas,insider |
Penulis | : | Aziz Gancar Widyamukti |
Editor | : | Aziz Gancar Widyamukti |