Bak Kecanduan Narkoba! Hal Ini Buat Makan Makanan Manis Sulit Berhenti

Reno Kusdaroji Kamis, 19 November 2020 | 17:30 WIB
Nafsu makannya meningkat dan seringkali menginginkan makanan manis di saat haid. (Thinkstock)

BolaStylo.com - Mengonsumsi makanan manis yang berlebihan merupakan hal yang sulit dihentikan sama seperti halnya kecanduan narkoba dan obat-obatan terlarang.

Mengonsumsi makanan manis di satu sisi memang hal yang baik, karena tubuh membutuhkan gula yang terdapat di dalamnya untuk menjalankan fungsi otak.

Apalagi pada penderita hipoglikemia, yang memiliki kadar glukosa dalam darah rendah, kekurangan mengonsumsi gula dapat menimbulkan gangguan pada otak.

Namun di sisi lain, mengonsumsi makanan manis secara berlebihan ternyata dapat mengancam kesehatan tubuh dengan serius.

Baca Juga: Ada Banyak Pilihan, Ini Menu Diet agar Bisa Turun 10 Kg dalam Seminggu

Bahkan seperti yang dikutip dari Kompas, mengonsumsi makanan manis yang berlebihan lebih seperti sama buruknya dengan kecanduan narkoba.

Semua itu tak lepas dari efek dopamin yang banyak dilepas ketika mencicipi makanan manis.

Asisten Profesor Ilmu Saraf di Mount Sinai School fo Medicine, Nicole Avena Ph.d., menjelaskan bahayanya kecanduan makanan manis.

Baca Juga: Turunkan 11 kg dalam 2 Minggu, Diet Telur Cegah Penyakit Berbahaya

Dalam bukunya yang berjudul 'Kecanduan Gula', Nicole Avena mengklaim pelepasan dopamin terkadang dapat membantu atau malah membahayakan tubuh.

"Saat gula menyentuh lidah kita, ia mengaktifkan indra perasa tertentu yang mengirimkan sinyal ke otak, termasuk krteks serebral," kata Avena.

"Seringkali, ketika kita makan sesuatu yang baru dan enak, dopamin dilepaskan saat kita pertama kali mencicipinya.

Alhasil, efek dari pelepasan dopamin ini yang membuat kita sulit lepas dari makanan manis, seperti halnya kecanduan narkoba.

Baca Juga: Daripada Banyak Makan, 5 Hormon Ini Lebih Pengaruhi Berat Badan Naik

Ironisnya, tubuh akan berulang kali mengaktifkan sistem di dalam otak dan dopamin dilepaskan setiap kali mengonsumsi makanan manis.

Hal tersebut membuat tubuh menginginkan lebih banyak rasa manis yang terasa nyaman itu selalu ada.

Lebih dari itu, Nicole Avena juga menjelaskan adanya hubungan yang kuat antara usus dan otak ketika mengonsumsi makanan manis.

"Ketika makanan manis yang dikonsumsi sampai ke usus, itu mengaktifkan reseptor gula yang memberi sinyal pada otak untuk melepaskan insulin karena gula yang berlebih," pungkasnya.

Baca Juga: Kerap Salah Kaprah, 5 Bahan Masakan Ini Justru Sebaiknya Tak Dicuci Sebelum Dimasak

Kelebihan gula mendorong pankreas memproduksi insulin ekstra dan membuat tubuh terlalu banyak menyimpan sel lemak dan zat kaya kalori yang berlebihan lainnya.

Buruknya, terlalu sedikit kalori yang tersisa di aliran darah dapat mengakibatkan otak kekurangan bahan bakar.

Hal ini membuat rasa lapas semakin meningkat, dan gula akan menjadi jawaban singkat untuk menghilangkannya kembali serta berulang secara terus-menerus.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo)



Source : kompas
Penulis : Reno Kusdaroji
Editor : Eko Isdiyanto
Video Pilihan