Andrea Dovizioso Blak-blakan Ungkap Betapa Tertekannya Jadi Pembalap Ducati dan Sosok Diktator Pengendali Tim

Ananda Lathifah Rozalina Minggu, 10 Januari 2021 | 10:41 WIB
Pembalap Ducati, Andrea Dovizioso, pada konferensi pers jelang MotoGP San Marino 2020, Kamis (10/9/2020). (MOTOGP.COM)

BolaStylo.com - Andrea Dovizioso blak-blakan mengungkap bagaimana tekanan saat menjadi pembalap Ducati dan sosok dikatator yang mengendalikan tim.

Beberapa pekan lalu General Manager Corse Ducati, Gigi Dall'Igna menuturkan jika keputusan untuk mengakhiri kerjasama dengan Andrea Dovizioso sudah dibuat di pertangahan tahun 2019.

Menurut kesaksian Gigi, semua sudah jelas jika mereka tidak bisa lagi bekerja sama.

Sementara itu, kesaksian berbeda di dapat dari sang pembalap Andrea Dovizioso.

Dalam wawancara bersama Gazetta dello Sport, Dovi mengungkap jika pertemuan itu harusnya menjadi pertemuan yang membahasa soal teknis.

Tapi, meeting tersebut malah menjadi ajang cek cok antara dirinya dan Gigi.

"Itu harusnya menjadi sebuah teknikal meeting," tutur Dovi.

"Ada ide yang berbeda, ada cek cok dan kami ingin sebuah pertemuan dengan para teknisi. Itu dimulai dengan pertemuan teknis, tapi itu menjadi sebuah konfrontasi diantara kami berdua dan aku tidak tahu bagaimana menggambarkannya. Gigi merasa diserang, dan untukku dia menutup pintu di saa, tapi dia menutup itu dengan tetap tenang," jelas Andrea.

Konflik dimulai dan mereka tak pernah bisa menyelesaikannya.

Apalagi, Dovi merasa jika Gigi adalah sosok yang diktator dalam mengambil segala keputusan di Ducati.

Salah satu contoh betapa absolut keputusan Gigi adalah saat dia lebih memilih mengejar Lorenzo ketimbang Marc Marquez di 2017.

Padahal, peluang untuk mendapatkan pembalap andalan Honda itu terbuka di 2016 tapi Gigi memilih Lorenzo dan semua tim harus mengikutinya.

"Keputusan itu datang dari Gigi. Ada pembicaraan dengan Ducati tapi itu kesalahan, semua keputusan sebenarnya sudah dibuat darinya. Seperti saat memilih Jorge Lorenzo dibandingkan Marc Marquez di 2017," jelas Dovi.

Dovi kemudian menegaskan jika kunci berhubungan baik dengan Gigi adalah dengan menyetujui segala pendapatnya.

"Untuk berhubungan baik dengan Gigi, kamu tidak bisa melawannya, tapi harus mendukung idenya, kami memiliki sebuah konflik," tutur Dovi.

Dovi juga menyebutkan jika menjadi pemabalap Ducati akan membuat seseorang berada dalam tekanan secara terus menerus.

"Pembalap Ducati terus-terusan di bawah tekanan, selama segalanya berjalan baik, oke, tapi secepat saat kamu melakukan kesalahan, boom, bencana. Bersantai adalah sebuah tantangan," jelas Dovi.

Dovi lantas menjelaskan jika hubungannya dengan Gigi sudah ada di titik 0 persen pada tahun 2020 silam, itu berarti mereka benar-benar dalam kondisi yang kurang baik.

Meksi begitu, di tahun-tahun sebelumnya hubungan Ducati dan dirinya sudah agak dingin.

Sejak 2017 silam, Dovi mengakui jika timnya terisolasi dari Ducati.

Mereka hanya akan berbicara jika ada komentar atau saran terkait motor.

Meski begitu, Ducati tetap kompetitif meski hubungan mereka sudah dingin sejak beberapa musim terakhir.

Terlepas dari itu, Dovi mengakhiri musim lalu dengan finish di posisi keempat dengan catatan podium dua kali dan memenangi balapan satu kali.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo)

 



Source : GPOne.com
Penulis : Ananda Lathifah Rozalina
Editor : Ananda Lathifah Rozalina
Video Pilihan