BolaStylo.com - Menjadi makanan yang cukup digemari di Indonesia, daging diam-diam menyimpan bahaya mematikan jika dikonsumsi berlebihan.
Daging merah seperti daging sapi, kambing dan domba menjadi salah satu makanan yang disukai masyarakat Indonesia.
Terbukti, banyak masakan olahan daging seperti sate, rendang, sop, semur, rawon dan masih banyak lagi yang menjadi favorit orang Indonesia.
Bagi orang yang menyukainya, daging memang memiliki kelezatan yang menggugah selera.
Selain itu, daging juga mengandung protein, vitamin B-12, mineral, zat besi dan zinc yang baik untuk produksi sel darah merah.
Namun, di balik kelezatan rasanya dan kandungan menyehatkanya, daging bisa menjadi makanan yang berbahaya bila dikonsumsi secara berlebihan.
Menurut ahli dari World Cancer Research dan American Institute for Cancer, daging idealnya hanya boleh dikonsumsi tiga kali semunggu dengan porsi 300-500 gram saja per minggu.
Jika lebih dari takaran idealnya, daging bisa menjadi berbahaya bahkan menimbulkan dampak mematikan bagi tubuh.
Berikut daftar dampak buruk daging jika dikonsumsi secara berlebihan.
Meningkatnya kolesterol
Terlalu banyak makan daging merah ternyata bisa berdampak pada meningkatnya kandungan kolesterol jahat dalam tubuh.
Pasalnya, daging merah memiliki lebih banyak lemak jenuh ketimbang protein jenis lain seperti kacang atau daging ayam.
Penumpukan lemak jenuh inilah yang bisa membuat kadar kolesterol menjadi lebih tinggi di tubuh.
Masalhanya, kolesterol tinggi merupakan pemicu penyakit jantung yang diam-diam mematikan.
Pemicu kanker dan kematian
Selain masalah kolesterol, konsumsi daging berlebihan juga bisa meningkatkan risiko kanker dan kematian.
Sebuah riset pada tahun 2015 membuktikan jika daging olahan atau daging yang sudah diproses bisa memicu kanker karena bersifat karsinogen.
Selain itu, studi lain juga mengungkap orang yang sering makan daging merah juga memiliki risiko kematian lebih tinggi akibat kanker.
Tak cuma dagingnya, proses memasak daging yang tak diperhitungkan juga bisa memicu bahaya.
Pasalnya, menggoreng, membakar atau memanggang daging bisa memicu pembentukan bahan kimia yang bisa mengarah pada meningkatnya risiko kanker.
Maka dari itu, masak daging disarankan tidak menggunakan api besar dan harus di bolak-balik secara teratur.
Selain itu, hendaknya makan banyak sayur dan buah yang kaya antioksidan sebagai pengimbang bahaya daging.
Jika bisa, hindari daging olahan seperti kornet, burger, sosis, dan lain sebagainya dan pilih memasak sendiri daging yang masih segar saja.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |