Legenda Indonesia Tahu Kunci Lee Zii Jia Berjaya di All England 2021

Aziz Gancar Widyamukti Senin, 29 Maret 2021 | 06:50 WIB
Hendrawan (kanan) dan Lee Zii Jia (kiri) (BWFWORLDTOUR)

BolaStylo.com - Pelatih tunggal putra Malaysia asal Indonesia, Hendrawan, mengungkapkan kunci sukses mengatkan Lee Zii Jia juara All England.

Hendrawan sukses membangkitkan tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia, pada turnamen All England 2021.

Kesuksesan Hendrawan mengantarkan Lee Zii Jia sebagai juara All England 2021 membuat namanya disorot di negeri jiran.

Hendrawan disebut-sebut tidak hanya membimbing para pemainnya untuk memenangkan gelar.

Lebih dari itu, pelatih berusia 48 tahun tersebut paham betul bagaimana membantu pemainnya bangkit dari zona abu-abu.

Hendrawan sendiri telah melakukannya ketika menangani tunggal putra legendaris Malaysia, Lee Chong Wei, sebelum ia terapkan ke Lee Zii Jia.

Berkat kemampuannya tersebut, Hendrawan diyakini memiliki hubungan yang baik dengan para pemainnya dan mendapat kepercayaan besar dari anak didiknya.

Baca Juga: Juara All England 2021, Lee Zii Jia Tantang Anthony Sinisuka Ginting

Maka tak heran Hendrawan disebut sebagai salah satu pelatih sukses setelah hampir 17 tahun melatih juru taktik setelah berhenti dari timnas Indonesia usai Olimpiade Athena 2004.

"Saya orang yang positif, jadi wajar saja, saya mencoba menanamkan semua hal positif kepada pemain saya," kata Hendrawan dikutip BolaStylo.com dari The Star, Senin (28/3/2021).

"Para pemain menghadapi banyak hal. Jadi, saya melakukan yang terbaik untuk menghilangkan tekanan mereka."

Baca Juga: Jadi Juara All England, Lee Zii Jia Dicoret dari Skuad SEA Games 2021

"Saya menyimpan banyak hal untuk diri saya sendiri dan hanya mengatakan apa yang perlu didengar para pemain," ujar Hendrawan menambahkan.

"Saya hanya ingin bekerja. Saya senang, selama bertahun-tahun ini, saya telah membangun hubungan yang baik dengan Chong Wei, Zii Jia, dan juga pemain lain," aku Hendrawan.

Pekan lalu, Lee Zii Jia berhasil menjuarai turnamen All England 2021.

Baca Juga: Bukannya Sombong, Ini Alasan Lee Zii Jia Tak Sudi Dijuluki Lee Chong Wei Baru!

Dalam perjalanannya menjadi kampiun, ia mengalahkan dua juara dunia, Kento Momota (Jepang) dan Viktor Axelsen (Denmark).

Gelar juara itu diraih Lee Zii Jia hanya dua bulan setelah berada di titik terendah saat tampil buruk pada turnamen Leg Asia di Bangkok, Thailand.

Akibat penampilan buruk itu, Lee mendapat surat kritik yang menyakitkan dari penggemar di media sosial.

Pebulu tangkis tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia, memegang trofi juara pada All England Open 2021 di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Minggu (21/3/2021).

Lee Zii Jia sempat putus asa di mana dia membiarkan keraguan menggerogotinya.

Beruntungnya, pembicaraan dan dukungan dari Hendrawan serta beberapa orang lainnya dalam tim, membantu Lee Zii Jia untuk kembali dengan tekad yang baru dan membuktikan dirinya.

"Tidak ada pemain yang sempurna. Setiap orang memiliki suka dan duka. Ini tentang bekerja keras, mengambil peluang mereka dengan baik, dan tidak mudah menyerah," ucap Hendrawan.

Baca Juga: Selain Anthony Ginting, Lee Zii Jia Nyatakan Perang ke 2 Raja Tunggal Putra Usai Juara All England

Situasi Lee Zii Jia hampir serupa dengan situasi yang dialami Lee Chong Wei ketika tersandung kasus doping pada 2015 silam.

Ketika itu Lee Chong dilarang bertanding selama delapan bulan, tetapi Hendrawan tidak meninggalkannya.

Hendrawan malah memberi dorongan hingga akhirnya lee Chong Wei bisa tampil di Olimpiade Rio 2016 dan meraih medali perak ketiganya.

Baca Juga: Tim Indonesia Konon Dijegal di All England 2021, Praveen Jordan: Setuju!

“Saya harus melihat usia Lee Chong Wei dan pelatihannya harus diubah. Alih-alih berfokus pada kekuatan dan kecepatan, kami menggunakan pendekatan berbeda untuk mengalahkan Kento. Lee Zii Jia adalah pemain muda, jadi cara saya menghadapinya berbeda. Ini semua tentang membangun kepercayaan dirinya."

Hendrawan juga melakukan hal yang sama saat melatih Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso, dan Maria Kristin antara tahun 2004 dan 2009.

Juara dunia 2001 itu kini mengakui bahwa tahun-tahun kepelatihannya di Malaysia mencapai titik didih pada Januari tahun ini.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo)

 



Source : The Star
Penulis : Aziz Gancar Widyamukti
Editor : Aziz Gancar Widyamukti
Video Pilihan