"Pada saat itu kami bahkan memainkan gelandang menjadi bek tengah, itu mematahkan tulang punggung kami.
"Strategi berubah, para pemain muda belum siap bermain menjadi bek tengah. Sehingga para gelandang harus siap melakukannya, kadang sebagai bek tengah.
"Kami juga kehilangan ritme dengan tiba-tiba, namun tidak setiap saat. Sebuah tim sepak bola seperti orkestra, di mana banyak orang yang bekerja.
"Dan jika kehilangan satu bagian, maka mungkin masih bisa dilanjutkan tetapi jika kehilangan lebih dari satu, itu akan menjadi sulit.' imbuhnya.
Baca Juga: Sumbang Satu Gol di Kemenangan Liverpool, Nath Phillips Ungkap Satu Fakta
Source | : | Goal International |
Penulis | : | Eko Isdiyanto |
Editor | : | Eko Isdiyanto |