"Tangisanku adalah tangisan kebahagiaan," jelas Suarez pada El Partidazo tentang emosinya di akhir musim. Terlepas dari itu, Suarez mengaku ia tidak pernah berniat melawan Barcelona, tapi situasi yang membuatnya melakukan itu. Suarez sejatinya bersyukur pernah bermain di level elit bersama Barcelona. Tapi, perlakukan Barcelona yang seolah hanya datang saat butuh dan membuangnya begitu saja meninggalkan kesan yang kurang menyenangkan di hatinya. Suarez lantas membeberkan bagaimana buruknya perlakukan Barcelona yang membuatnya bak habis manis sepah dibuang. "Aku selalu berterima kasih pada mereka (Barcelona) karena mereka memberikanku segalanya dan membiarkanku bermain di level elit. Tapi, presiden (Josep Maria Bartomeu) mengatakan segalanya di media ketimbang menelponku. Ketika mereka ingin Leo bertahan, mereka bilang padaku untuk membujuknya. Mereka menghubungiku untuk bicara dengan Griezmann, jadi mengapa mereka tidak bisa menghubungiku ketika mereka ingin aku pergi?" ungkap Suarez. Suarez kemudian mengenang momen sikap pelatih Ronald Koeman yang seperti maju mundur soal posisinya di skuad. Penyerang bernomor punggung 9 itu lantas sadar jika Koeman bukanlah pelatih berkarakter, ia hanyalah 'boneka' bagi para petinggi Barcelona.
Source | : | Marca |
Penulis | : | Ananda Lathifah Rozalina |
Editor | : | Ananda Lathifah Rozalina |