Rival Marcus/Kevin Beberkan Kejelekan Federasi Usai Didepak dari Skuad Olimpiade Tokyo

Ananda Lathifah Rozalina Rabu, 7 Juli 2021 | 10:34 WIB
Pasangan ganda putra Inggris, Marcus Ellis/Chris Langridge, saat tampil pada perempat final Thailand Open I 2021, Jumat (15/1/2021). ( RAPHAEL SACHETAT)

BolaStylo.com - Ganda Putra Inggris, Chris Langridge membeberkan perlakukan kurang baik yang diterimanya dari Federasi Bulu Tangkis Inggris.

Jelang Olimpiade Tokyo 2020, salah satu rival Marcus/Kevin membeberkan kisah pahitnya bersama Federasi Bulu Tangkis Inggris (Badminton England).

Badminton England diketahui telah mengirim 7 wakil untuk Olimpiade Tokyo 2020.

Uniknya, dari ketujuh wakil yang dikirim tidak ada nama ganda putra nomor 1 mereka, Chris Langridge/Marcus Ellis.

Padahal, secara posisi di ranking dunia saat ini Langridge/Ellis merupakan satu-satunya ganda putra yang lolos secara resmi di Race to Tokyo.

Tak cuma itu, mereka juga adalah ganda putra Eropa dengan ranking paling tinggi saat ini di dunia karena ranking 1-10 dihuni oleh wakil negara Asia.

Sayangnya, Langridge/Ellis harus mengubur mimpinya tampil di kompetisi empat tahunan itu karena Badminton England lebih memilih mengirim pasangan muda Ben Lane/Sean Vendy ke Olimpiade Tokyo 2020.

Merasa kecewa, Langridge pun membeberkan borok Badminton England di akun Instgram pribadinya.

"Pada 7 Juni 2021 adalah hari dimana saya menghetahui saya tidak terpilih untuk Olimpiade. saya menggunakan kata tidak terpilih karena saya dan Marcus Ellis adalah satu-satunya pasangan dari tim Inggris yang terkualifikasi untuk Olimpiade di sektor ganda putra," tulis Langridge dalam foto unggahan Instagramnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Chris langridge (@chrislangridge.gb)

 

Langridge juga menjelaskan jika dia merasa jantungnya berhenti setelah menerima email terkait tidak terpilihnya mereka berangkat ke Olimpiade.

"Ketika saya menerima email yang membatalkan pemilihan kami dari Olimpiade, Seketika saya merasa jantung saya berhenti," tulis Langridge di tulisannya soal seleksi Olimpiade.

Selain mengungkap ketidakdilan terkait skuad yang berangkat ke Olimpiade Tokyo, Langridge juga membeberkan perlakuan diskriminatif yang dirasakannya.

Peraih medali perunggu Olimpiade Rio 2016 itu mengaku tidak didanai penuh oleh pelatnasnya karena dianggap atlet yang sudah berumur.

"Memenangkan perunggu di Olimpiade Rio adalah puncak karier saya dengan status sebagai atlet yang tidak didanai penuh (oleh pelatnas) adalah pencapaian besar,” ungkap Langridge.

"Namun kini saya diberitahu pada saat itu bahwa saya terlalu tua untuk menjadi atlet yang didanai penuh,” lanjutnya.

Rekan Marcus Ellis ini juga menyatakan jika dia kadang tidak dilatih karena dianggap bukan pemain top.

"Saya juga merasa sedih dan gagal oleh organisasi ini," ucap Chris Langridge.

"Sering kali di pelatnas saya tidak dilatih, karena saya tidak dianggap sebagai pemain top, bahkan setelah beberapa hasil yang saya capai," lanjutnya.

Meski mengalami sederet perlakuan kurang menyenangkan, Langridge menegaskan dia tidak memiliki dendam pada wakil yang terpilih ke Olimpiade.

"Sebelum saya melanjutkan, saya ingin menyampaikan bahwa saya tidak memiliki dendam terhadap pasangan yang dipilih untuk menghadiri Olimpiade," jelas Langridge.

Ia hanya berusaha menyuarakan apa yang dirasakannya terkait federasi yang menaunginya selama ini.

"Saya menyuarakan pemikiran saya tentang masalah kepercayaan, kontrol, dan kurangnya rasa hormat yang saya dan orang lain terima dari orang-orang yang memegang kendali dan berkuasa di National Badminton Centre," tukasnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BolaStylo (@bolastylo)

 



Source : Instagram,SportFEAT.com
Penulis : Ananda Lathifah Rozalina
Editor : Ananda Lathifah Rozalina
Video Pilihan